NEWS TANGERANG– Pernah kebayang gak sih kalau harga bensin di negara tetangga bisa jauh lebih murah dari di Indonesia? Nah, inilah yang lagi bikin heboh. Malaysia dikabarkan bakal menjual bensin RON 95 dengan harga yang bikin kita geleng-geleng kepala, jauh di bawah harga Pertalite RON 90 di tanah air!
Bayangkan saja, bensin RON 95 di Malaysia harganya cuma sekitar Rp 7.000-an per liter. Angka ini jelas sangat kontras dengan Pertalite RON 90 di Indonesia yang dibanderol Rp 10.000 per liter. Jelas banget kan perbedaannya?
The Shocking Price Gap
Fenomena ini bukan sekadar kabar burung, melainkan sebuah kebijakan pemerintah Malaysia yang patut diacungi jempol. Mulai akhir bulan ini, harga bensin RON 95 di sana akan diturunkan secara signifikan. Ini tentu jadi angin segar bagi para pengendara di Malaysia.
Sementara itu, di Indonesia, harga BBM subsidi seperti Pertalite RON 90 memang masih di angka Rp 10.000. Tapi, untuk BBM dengan oktan lebih tinggi seperti RON 92 bisa mencapai Rp 12 ribuan, dan RON 95 bahkan menyentuh Rp 13 ribuan per liter. Perbandingan ini menunjukkan jurang harga yang cukup lebar.
Rahasia di Balik Harga Murah Malaysia: Subsidi Gila-gilaan
Apa sih rahasia di balik harga BBM Malaysia yang bisa semurah itu? Jawabannya terletak pada kebijakan subsidi yang diterapkan oleh pemerintah mereka. Malaysia secara terang-terangan memberikan subsidi besar untuk bensin RON 95.
Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim sendiri yang mengumumkan langkah berani ini. Mereka tidak ragu untuk menurunkan harga BBM demi kesejahteraan rakyatnya, bahkan di tengah situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
Program BUDI95: Bantuan Langsung untuk Rakyat
Pemerintah Malaysia memperkenalkan Program Budi Madani RON95 (BUDI95). Program ini dirancang untuk memastikan setiap warga negara Malaysia mendapatkan akses ke bensin bersubsidi. Ini bukan sekadar janji manis, tapi sebuah komitmen nyata.
Mulai 30 September 2025, setiap warga negara Malaysia akan menerima batas kelayakan bulanan sebanyak 300 liter bensin RON 95 bersubsidi. Artinya, mereka bisa mengisi penuh tangki kendaraan mereka dengan harga yang sangat terjangkau setiap bulannya.
Dengan program ini, harga bensin RON 95 akan turun dari 2,05 ringgit (sekitar Rp 8.097) per liter menjadi hanya 1,99 ringgit (sekitar Rp 7.860) per liter. Tentu saja, ada perbedaan harga untuk warga negara asing yang membeli bensin RON 95 di Malaysia, mereka akan dikenakan biaya 2,60 ringgit (sekitar Rp 10.269) per liter.
Perbandingan Pahit: BBM di Indonesia dan Tantangannya
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Harga BBM di sini memang cenderung lebih tinggi. Pertalite, sebagai BBM subsidi, dijual Rp 10.000 per liter. Sementara itu, BBM non-subsidi dengan oktan lebih tinggi seperti Pertamax (RON 92) dan Pertamax Turbo (RON 98) harganya bisa mencapai belasan ribu rupiah.
Meskipun pemerintah Indonesia juga memberikan subsidi, struktur dan besaran subsidinya berbeda. Ini yang membuat perbandingan harga dengan Malaysia jadi terasa "pahit" bagi sebagian masyarakat kita.
Pertamina Buka Suara: Faktor Penentu Harga BBM
Menanggapi perbandingan harga ini, Pertamina melalui Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, memberikan penjelasan. Menurutnya, ada banyak faktor yang memengaruhi harga BBM di Indonesia.
Faktor-faktor tersebut meliputi harga impor minyak mentah, biaya distribusi di dalam negeri yang bisa sangat bervariasi mengingat luasnya wilayah Indonesia, hingga tingkat kompetisi harga jual di pasar domestik. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga punya peran penting dalam menentukan harga BBM yang diimpor.
Bukan Cuma Malaysia: Perbandingan Harga BBM di Berbagai Negara
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bahkan mengklaim bahwa Malaysia adalah satu-satunya negara di dunia yang berani mengambil langkah untuk menurunkan harga minyak demi kepentingan rakyatnya, padahal situasi ekonomi global sedang tidak menentu. Ini menunjukkan betapa seriusnya komitmen mereka.
Anwar Ibrahim juga membandingkan harga BBM di Malaysia dengan negara-negara lain. Ia menyebutkan bahwa harga di Arab Saudi, salah satu negara penghasil minyak terbesar, adalah 2,61 ringgit (sekitar Rp 10.346) per liter. Di Indonesia, harga bensin adalah 3,22 ringgit (sekitar Rp 12.000-an) per liter.
Perbandingan juga dilakukan dengan Filipina (RM 4,22/Rp 16 ribuan), Thailand (RM 5,68/Rp 22 ribuan), dan Singapura (RM 9,02/Rp 35 ribuan). Anwar menegaskan bahwa di antara negara-negara tersebut, termasuk negara-negara penghasil minyak, Malaysia masih termasuk yang terendah, hanya Brunei yang sedikit lebih rendah dari mereka.
Dilema Subsidi: Antara Kesejahteraan Rakyat dan Keberlanjutan Ekonomi
Kebijakan subsidi BBM memang selalu menjadi dilema bagi banyak negara, termasuk Indonesia dan Malaysia. Di satu sisi, subsidi bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi. Harga BBM yang murah tentu akan sangat membantu masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah.
Namun, di sisi lain, subsidi BBM juga membebani anggaran negara. Dana yang dialokasikan untuk subsidi bisa sangat besar dan berpotensi mengganggu stabilitas fiskal jika tidak dikelola dengan baik. Ini juga bisa menghambat investasi di sektor lain yang lebih produktif.
Pemerintah harus pintar-pintar menyeimbangkan antara menjaga kesejahteraan rakyat dan memastikan keberlanjutan ekonomi jangka panjang. Malaysia tampaknya memilih jalur subsidi besar-besaran, setidaknya untuk saat ini, dengan harapan dapat meringankan beban hidup warganya.
Masa Depan Harga BBM: Apa yang Perlu Kita Tahu?
Dengan perbandingan ini, muncul pertanyaan: apakah Indonesia bisa mengikuti jejak Malaysia? Tentu saja, setiap negara punya kondisi ekonomi, politik, dan geografis yang berbeda. Kebijakan subsidi BBM di Indonesia sudah melewati berbagai fase, dari subsidi yang sangat besar hingga penyesuaian harga berkala.
Sebagai konsumen, kita perlu memahami bahwa harga BBM dipengaruhi oleh banyak faktor global dan domestik. Fluktuasi harga minyak dunia, nilai tukar mata uang, biaya logistik, hingga kebijakan fiskal pemerintah, semuanya berperan.
Meskipun harga BBM di Malaysia bikin iri, kita juga perlu melihat konteks yang lebih luas. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah Malaysia adalah pilihan mereka untuk saat ini. Bagi kita di Indonesia, penting untuk terus mengawasi dan memahami dinamika harga BBM, serta mendukung upaya pemerintah dalam mencari solusi terbaik untuk ketersediaan energi yang terjangkau dan berkelanjutan.
Penulis: Farah Novianti
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 25, 2025