160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Sleep Divorce: Solusi Ampuh Jaga Pernikahan Harmonis?

NEWS TANGERANG– Apakah pasanganmu sering terbangun di tengah malam? Atau justru sering mendengkur dengan kencang, bahkan tak sengaja menarik semua selimut saat tidur?

Mungkin inilah saat yang tepat untuk mempertimbangkan konsep “pisah ranjang” atau yang sering disebut sleep divorce.

Eits, jangan khawatir dulu! Istilah sleep divorce ini sama sekali tidak berarti perpisahan dalam hubungan. Justru sebaliknya, banyak pasangan modern yang menemukan solusi ini untuk mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik.

Kebiasaan tidur yang mengganggu seringkali menjadi pemicu utama. Namun, saat mereka memilih tidur terpisah, hasilnya sungguh mengejutkan.

Tidak hanya kualitas tidur yang meningkat, hubungan dengan pasangan pun ikut membaik secara signifikan.

Faktanya, sebuah survei dari American Academy of Sleep Medicine yang dikutip oleh Good House Keeping menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga pasangan di Amerika Serikat sudah mempraktikkan sleep divorce.

“Jika Anda dan pasangan bisa menikmati tidur bersama tanpa saling mengganggu, itu luar biasa,” kata Jennifer Adams, penulis buku Sleeping Apart Not Falling Apart.

“Namun, ini tidak berarti hubungan Anda lebih baik dari pasangan yang memilih tidur terpisah. Ratusan ribu pasangan tidur pisah ranjang setiap malam, dan mereka tetap menikmati hidup dengan baik, bahkan hubungan mereka tetap utuh.

Ini karena mereka mendapatkan istirahat malam yang berkualitas,” tambahnya.

Masalah Tidur dalam Rumah Tangga Rentan Timbulkan Konflik

Kualitas tidur adalah kunci penting. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan orang dewasa untuk tidur minimal 7 hingga 8 jam setiap malam.

Kekurangan tidur seringkali berdampak buruk pada suasana hati. Ini bisa membuat seseorang jadi lebih emosional, mudah marah, dan akhirnya memicu konflik dalam rumah tangga.

Tentu saja, ini juga memengaruhi kesehatan fisik.

Sebuah studi di tahun 2016 mengungkap adanya kaitan erat antara masalah tidur dan dinamika hubungan pasangan. Keduanya cenderung muncul secara bersamaan.

Bahkan, studi lain di tahun 2013 menambahkan bahwa jika salah satu pasangan terganggu tidurnya karena suara dengkuran, hal ini bisa langsung memicu konflik di hari berikutnya.

Jennifer Adams, yang juga meneliti topik ini, menemukan banyak alasan di balik keputusan pasangan untuk tidur terpisah.

Alasan umum meliputi mendengkur, jadwal tidur yang tidak selaras, atau preferensi suasana tidur yang berbeda.

Gerakan mengganggu di tempat tidur pun sering menjadi pemicu. Hebatnya, keputusan ini terbukti efektif memperbaiki kualitas hidup dan hubungan mereka.

“Saat Anda mendapatkan tidur yang cukup, saya hampir bisa menjamin hubungan Anda akan berkembang,” ujar Adams.

“Ini karena Anda tidak lagi merasa kekurangan istirahat,” lanjutnya. Tidur yang cukup juga membawa manfaat luar biasa bagi kesehatan kita.

Menurut Natalie D. Dautovich, Ph.D., juru bicara National Sleep Foundation, tidur sehat membantu proses penyembuhan tubuh.

Manfaat lainnya termasuk perbaikan jantung dan pembuluh darah, penurunan risiko obesitas, peningkatan fungsi kognitif, hingga respons imun yang lebih kuat.

Dampak negatif bisa muncul bahkan jika Anda tidak sepenuhnya terbangun di malam hari. Tidur yang terganggu tetap saja merugikan.

“Kita melewati beberapa tahapan tidur setiap malam, termasuk tahap tidur yang lebih dalam,” jelas Dautovich.

“Jika tidurmu sering terganggu, kemungkinan besar kamu lebih banyak berada di fase tidur yang lebih ringan dan kurang berkualitas,” tambahnya.

Bagaimana Berbicara dengan Pasangan tentang Pisah Ranjang?

Ide untuk tidur terpisah mungkin terasa canggung atau sulit disampaikan kepada pasangan. Jennifer Adams memberikan beberapa saran praktis untuk membahas topik ini.

Pertama, jelaskan alasanmu ingin pisah ranjang dengan tenang dan perlahan. Sangat penting untuk menegaskan bahwa ini bukan tanda penolakan atau upaya menghindari pasangan.

“Ini menunjukkan bahwa kamu mencari lingkungan yang mendukung tidur nyenyak,” kata Adams.

Kedua, pilih waktu yang tepat untuk berbicara. Hindari membahasnya saat pasangan sedang lelah, stres, atau dalam suasana hati yang buruk.

Jika pasangan memiliki keberatan atau kekhawatiran, dengarkan alasannya dengan saksama. Mungkin ada kekhawatiran tentang perasaan ditolak atau tersinggung yang perlu dibahas bersama.

Komunikasi terbuka dan pengertian adalah kunci utama dalam membuat keputusan ini.

Ringkasan

Konsep “pisah ranjang” atau sleep divorce adalah solusi bagi pasangan modern untuk mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik, bukan tanda perpisahan dalam hubungan. Praktik ini diterapkan untuk mengatasi kebiasaan tidur yang mengganggu seperti mendengkur, jadwal tidak selaras, atau gerakan mengganggu. Sebuah survei menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga pasangan di Amerika Serikat mempraktikkannya, dengan tujuan utama meningkatkan istirahat malam yang berkualitas.

Kualitas tidur yang buruk rentan menimbulkan konflik dalam rumah tangga, memengaruhi suasana hati, dan berdampak negatif pada kesehatan fisik. Dengan menerapkan sleep divorce, pasangan dapat memperoleh istirahat yang cukup, yang sangat penting untuk hubungan yang harmonis dan kesehatan. Tidur berkualitas membantu penyembuhan tubuh, meningkatkan fungsi kognitif, serta memperkuat sistem imun, sehingga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Penulis: Santika Reja

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: Juni 22, 2025

Kamu mungkin juga suka ini!