
NEWS TANGERANG– JAKARTA — Sosok pria paruh baya itu tampak sangat fokus memelototi laptop di depannya. Earphone putih tersemat di telinganya, membuatnya seolah tak acuh dengan hiruk-pikuk sekitarnya. Bahkan, rapat daring kantor yang membahas asuransi kesehatan pun sepenuhnya diserahkan kepada istrinya.
Avan, demikian ia disapa istrinya, hanya tersenyum tipis ketika anaknya yang masih balita mencoba mengajaknya bermain. Dita, sang istri, dengan sigap segera menyingkirkan si kecil dari hadapan suaminya.
“Dia tidak mau diganggu. Lagi nonton launching mobil,” kata Dita menjelaskan.
Momen ini terjadi pada Rabu pagi, 26 Mei 2025, saat acara peluncuran resmi Suzuki Fronx. Avan sudah mengetahui kabar peluncuran ini dari berbagai pemberitaan media dan brosur yang diberikan seorang SPG di Mall Kelapa Gading tiga hari sebelumnya. Rasa penasarannya untuk melihat langsung tampilan SUV kompak terbaru dari Suzuki ini begitu besar.
Brosur berbentuk segi empat dengan kertas karton hitam itu memuat ringkasan spesifikasi Suzuki Fronx serta informasi siaran langsung peluncuran melalui kanal YouTube resmi Suzuki.
Bagi Avan, Suzuki adalah cinta pertamanya. Mobil pertama yang ia beli adalah Suzuki Ertiga pada tahun 2013, di sebuah dealer Suzuki di Dewi Sartika, Jakarta Timur. Mobil itu bahkan ia beri nama Tya, merujuk pada tiga huruf terakhir di plat nomornya.
Avan sangat bahagia melihat reaksi ibu mertuanya yang langsung memanjatkan syukur saat ia datang dengan mobil barunya. Selama ini, Avan dan Dita terpaksa menumpang bus dari Jakarta menuju Merak, tempat tinggal orang tua mereka.
“Kami pernah jalan-jalan ke Pandeglang, dibuat tersesat oleh Google Maps sampai harus melewati jalan buruk berbatu-batu besar. Dari Bandung tengah malam, tapi baru sampai di Pandeglang subuh, padahal jaraknya dekat,” kenang Avan sambil tertawa.
Beberapa waktu kemudian, mobil Ertiga pertamanya itu dibeli oleh kakak tertuanya. Avan pun mencoba memakai mobil bekas merek lain.
Namun, tak lama kemudian ia kembali membeli mobil baru dari merek lain. Hanya bertahan dua tahun, mobil itu dijual kembali. Avan akhirnya memutuskan untuk kembali ke Ertiga pada tahun 2018, yang kali ini dibeli di dealer Suzuki Margonda Depok.
“Kami pulang kampung ke Medan pakai Ertiga baru itu. Perjalanan lancar tanpa kendala. Hanya saja handle pintu belakang sempat bermasalah karena sering dibuka tutup sepanjang perjalanan,” ungkapnya.
Untungnya, masalah tersebut langsung beres setelah ditangani oleh bengkel resmi Suzuki di Medan. Hal ini semakin menguatkan keyakinannya pada merek Suzuki.
Sayangnya, kebersamaan dengan Ertiga kedua ini tidak berlangsung lama. Masalah pekerjaan dan pandemi Covid-19 mengharuskan ia menjual mobil itu untuk melunasi cicilan rumah. Sisa uangnya, ditambah pinjaman dari sang istri, kemudian ia gunakan untuk membeli sebuah mobil sedan bekas.
Hampir lima tahun berlalu, Avan belum bisa melupakan “cinta pertamanya” pada Suzuki. Setiap kali Suzuki meluncurkan produk baru, ia selalu antusias untuk melihatnya.
Namun, faktor desain seringkali menjadi alasan utamanya untuk mengurungkan niat membeli. Ia masih mencari model yang benar-benar memikat hatinya.
Sampai pada awal Mei, berita tentang test drive Suzuki Fronx oleh para wartawan dan influencer mulai tersebar luas di media dan media sosial. Informasi ini langsung menarik perhatian Avan.
“Dari melihat foto-foto di media, Instagram, dan tayangan YouTube, saya langsung jatuh hati. Makanya kemarin saya langsung ke Mall Kelapa Gading untuk memastikan desain luar dalamnya benar-benar menarik,” ujar Avan.
Meski tidak semua ekspektasinya terpenuhi, rasa cintanya pada Suzuki sudah kembali menyergap. Alasan utama yang membuatnya terpikat adalah penggunaan mesin K15B 1.500 cc pada Suzuki Fronx tipe GL, yang sebelumnya juga digunakan pada Ertiga.
Avan mengaku sangat menyukai performa mesin ini yang tangguh dan efisien. Kehadiran mesin yang familiar dan terbukti handal ini menjadi nilai plus baginya.
“Selain itu, transmisi otomatisnya bukan CVT tapi hidrolik. Saya merasa lebih nyaman dan aman dengan transmisi seperti itu waktu masih pakai Ertiga,” kata dia, menekankan preferensinya pada transmisi hidrolik yang lebih responsif.
Adapun varian GX dan SGX dari Suzuki Fronx dibekali mesin K15C 1.500 cc mild hybrid. Avan menganggap ketangguhan mesin K15B dan K15C, yang juga dipakai di Suzuki Grand Vitara, memiliki kualitas yang sama.
“Yang penting transmisinya bukan CVT atau AGS,” tegasnya, menunjukkan bahwa jenis transmisi adalah faktor krusial dalam pilihannya.
Avan pastinya adalah salah satu dari sekitar 10 ribu peminat Suzuki Fronx yang disampaikan oleh Deputy 4W Sales & Marketing Managing Director PT SIS, Dony Saputra, seusai peluncuran SUV kompak ini pada 28 Mei lalu. Antusiasme Avan mencerminkan minat besar masyarakat terhadap kehadiran mobil terbaru Suzuki ini.
Avan, seorang pria penggemar setia Suzuki, menunjukkan antusiasme tinggi saat menyaksikan peluncuran resmi Suzuki Fronx, SUV kompak terbaru. Baginya, Suzuki adalah “cinta pertama” yang dimulai dengan pembelian Suzuki Ertiga pada tahun 2013. Meskipun sempat beralih ke merek lain dan menjual Ertiga keduanya karena kebutuhan mendesak, ketertarikannya pada produk baru Suzuki tetap membara.
Avan terpikat pada desain Suzuki Fronx dan spesifikasi teknisnya. Ia menyukai penggunaan mesin K15B 1.500 cc pada tipe GL, yang sama dengan Ertiga dan dianggap tangguh serta efisien. Selain itu, ia sangat menghargai transmisi otomatis hidrolik pada Fronx, lebih memilihnya daripada transmisi CVT. Antusiasme Avan ini mencerminkan minat besar masyarakat terhadap kehadiran mobil terbaru Suzuki tersebut.
Penulis: Santika Reja
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Juni 5, 2025