NEWS TANGERANG– Pagi buta di Tangerang, tepatnya di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah, Desa Cilongok, Kecamatan Pasar Kemis, sudah dipenuhi lautan manusia. Bukan konser musik, bukan pula event olahraga, melainkan Haul ke-67 Tuan Syekh Abdul Qodir Jailani yang begitu dinanti-nantikan.
Sejak subuh, ribuan jamaah dari berbagai penjuru Banten hingga luar daerah sudah berbondong-bondong datang. Mereka rela menempuh perjalanan jauh, semua demi bisa merasakan langsung suasana haru dan khidmat di acara mengenang ulama besar yang namanya harum di seluruh dunia Islam ini. Ngerinya antusiasme umat!
Minggu (5/10/2025) menjadi saksi bisu betapa kuatnya ikatan spiritual antara umat dengan sosok teladan. Suasana di pesantren itu begitu syahdu, seolah energi positif menyelimuti setiap sudutnya. Dilansir sebuah situs berita lokal, acara ini berlangsung sukses besar dan penuh berkah.
Kehadiran Pejabat dan Rangkaian Acara yang Bikin Adem
Acara akbar ini makin spesial dengan kehadiran dua tokoh penting: Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid, dan Gubernur Banten, Andra Soni. Keduanya terlihat begitu khusyuk, larut dalam doa dan dzikir bersama ribuan jamaah lainnya. Ini menunjukkan betapa pentingnya acara ini bagi pemerintah daerah.
Rangkaian acara yang disiapkan pun bikin hati adem dan pikiran tenang. Dimulai dengan dzikir bersama yang menggema, disusul pembacaan manaqib yang penuh makna, tausiyah yang mencerahkan jiwa, hingga puncak doa bersama yang menyentuh kalbu. Setiap lantunan doa dan kalimat zikir seolah mengisi ruang hampa, menciptakan atmosfer spiritual yang luar biasa.
Banyak jamaah yang terlihat meneteskan air mata, merasakan kedekatan spiritual yang mendalam. Momen-momen seperti ini memang langka, memberikan energi positif dan pengingat akan pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam hidup. Gak habis fikir betapa kuatnya iman mereka!
Pesan Bupati: Teladani Akhlak Mulia, Bukan Sekadar Ritual
Dalam kesempatan istimewa tersebut, Bupati Maesyal Rasyid nggak ketinggalan menyampaikan rasa syukurnya yang mendalam. Ia juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya kegiatan tahunan ini, yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi keagamaan masyarakat Kabupaten Tangerang.
Menurut Bupati Maesyal, haul ini jauh lebih dari sekadar bentuk penghormatan kepada ulama besar. "Ini adalah momentum emas bagi kita semua untuk meneladani akhlak mulia beliau yang penuh dengan keikhlasan, kesabaran, dan pengabdian total kepada umat," ujarnya dengan nada serius. "Semoga semangat itu terus hidup dan membara dalam diri kita semua, terutama generasi muda."
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan keagamaan seperti haul ini bukan cuma ritual seremonial belaka. Lebih dari itu, ini adalah sarana ampuh untuk memperkuat nilai-nilai spiritual, memupuk kebersamaan, dan menjaga persatuan umat di tengah masyarakat yang makin dinamis dan penuh tantangan. Mantap, bos!
Apresiasi untuk Benteng Moral Masyarakat: Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah
Tak lupa, Bupati Maesyal juga melayangkan pujian setinggi langit kepada Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah. Pesantren ini memang sudah lama dikenal sebagai salah satu institusi pendidikan Islam terbesar dan paling berpengaruh di Kabupaten Tangerang, bahkan di Banten.
Selama bertahun-tahun, pesantren ini telah sukses besar melahirkan santri-santri yang bukan hanya berilmu tinggi, tapi juga memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan di masyarakat. Kontribusinya dalam mencetak generasi penerus yang berkualitas memang patut diacungi jempol.
Pemerintah Kabupaten Tangerang, lanjut Bupati, berkomitmen penuh untuk terus mendukung pengembangan pendidikan keagamaan. "Peran pesantren sebagai benteng moral masyarakat itu sangat vital. Kami akan terus mendukung agar pesantren bisa terus berkembang dan mencetak lebih banyak lagi generasi unggul," imbuhnya, menunjukkan dukungan konkret pemerintah.
Penutup Penuh Makna: Doa dan Simbol Persaudaraan Budaya
Puncak acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh para habaib dan ulama terkemuka. Suasana haru dan kebersamaan begitu kental terasa, seolah semua yang hadir merasakan ikatan batin yang kuat. Ini adalah momen yang bikin merinding, sekaligus menenangkan.
Eh, ada kejutan menarik nih di akhir acara! Bupati Tangerang dan Gubernur Banten menerima cinderamata spesial. Mereka dihadiahi miniatur mahkota Raja Sunda ‘Binokasih’ dari Kerajaan Sumedang Larang. Dih, keren banget, kan?
Ini bukan cuma sekadar hadiah biasa, tapi punya makna yang dalam. Mahkota Binokasih ini menjadi simbol persaudaraan dan penghormatan budaya yang erat antara berbagai wilayah dan tradisi. Sebuah penutup yang sangat berkesan dan penuh nilai historis.
Warisan Abadi untuk Generasi Penerus
Jadi, Haul ke-67 ini bukan cuma sekadar ajang mengenang sosok ulama besar yang sudah tiada. Tapi lebih dari itu, ini adalah momentum spiritual yang menegaskan pesan moral penting: keikhlasan, kesabaran, dan pengabdian itu adalah warisan abadi yang wajib banget kita jaga sebagai generasi penerus bangsa. Jangan sampai lupa, ya! Semoga kita semua bisa meneladani jejak langkah beliau.
Penulis: Fahri
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 5, 2025