Seedbacklink affiliate
Kota  

Gak Habis Fikir! Ratusan Pelajar Tangerang ‘Gaspol’ di Lomba PMR Paling Epic, Ada Digital Team yang Bikin Melongo!

Pelajar PMR berkompetisi membuat tandu darurat dalam Lomba PMR Kabupaten Tangerang.
Lomba PMR Kabupaten Tangerang meriahkan HUT ke-80 PMI dan HUT Kabupaten Tangerang.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Suasana di Volunteer Park PMI Kecamatan Solear mendadak pecah dan penuh semangat pada Minggu, 28 September 2025 lalu. Bukan tanpa alasan, ratusan pelajar dari 68 sekolah se-Kabupaten Tangerang berkumpul untuk satu tujuan mulia: berkompetisi di Lomba Palang Merah Remaja (PMR) sekaligus merayakan dua momen penting, HUT ke-80 PMI dan HUT Kabupaten Tangerang ke-393. Energi positif langsung terasa sejak pagi, bikin hari itu jadi salah satu yang paling berkesan.

Acara ini bukan cuma ajang adu skill semata, tapi juga panggung kebaikan yang luar biasa. Selain lomba-lomba seru, ada juga kegiatan bakti sosial yang bikin acara makin meriah dan bermanfaat. Mulai dari pemeriksaan kesehatan gratis sampai edukasi seputar kepalangmerahan, semuanya langsung diserbu warga sekitar yang antusias.

Panggung Kebaikan: Volunteer Park Jadi Saksi Sejarah

Volunteer Park PMI yang biasanya tenang, kini berubah jadi lautan seragam PMR berbagai tingkatan. Bendera-bendera berkibar, yel-yel menggema, dan tawa riang anak muda memenuhi setiap sudut. Ini adalah bukti nyata bahwa semangat kemanusiaan itu hidup dan terus bersemi di kalangan generasi penerus.

Setiap tim datang dengan persiapan matang, wajah-wajah penuh harap, dan semangat juang yang membara. Mereka tidak hanya membawa nama sekolah, tapi juga membawa misi untuk menunjukkan bahwa kepedulian dan kreativitas bisa berjalan beriringan. Sungguh pemandangan yang bikin hati adem sekaligus bangga.

Bukan Sekadar Lomba Biasa: Adu Skill dan Kreativitas Tanpa Batas

Ketua PMI Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja, menegaskan bahwa lomba ini sengaja digelar untuk mengajak generasi muda lebih kreatif sekaligus peduli sesama. Menurutnya, ini adalah investasi jangka panjang untuk membentuk karakter anak bangsa yang berjiwa sosial tinggi.

"Total sekolah yang ikut ada 68, mulai dari SD (mula), SMP (madya), sampai SMA (wira). Ini menunjukkan betapa luasnya jangkauan dan minat generasi muda kita terhadap kegiatan kepalangmerahan," jelas Soma dengan senyum bangga. Ia menambahkan, antusiasme ini adalah modal berharga bagi masa depan kemanusiaan.

Dari Pertolongan Pertama Hingga Digital Team: Skill Masa Depan Ada di Sini!

Cabang lomba yang dipertandingkan juga gak kalah menarik dan relevan dengan tantangan zaman. Ada poster donor darah yang menguji kreativitas visual, manajemen PMR yang melatih kepemimpinan, dan pertolongan pertama yang mengasah skill penyelamatan nyawa. Semua penting dan krusial.

Namun, yang paling bikin "melongo" dan jadi primadona adalah lomba digital team dan ayo siaga bencana. Di era serba digital ini, kemampuan memanfaatkan teknologi untuk kemanusiaan jadi nilai plus. Peserta ditantang untuk membuat konten edukasi, simulasi, atau kampanye digital terkait kesiapsiagaan bencana.

Bayangkan saja, para pelajar ini harus berpikir cepat, kolaboratif, dan inovatif untuk menyampaikan pesan-pesan penting melalui platform digital. Ini bukan cuma soal bikin postingan keren, tapi juga bagaimana pesan itu bisa sampai dan menggerakkan banyak orang. Mantap, Bos!

Selain itu, ada juga lomba kepalangmerahan yang menguji pemahaman mereka tentang sejarah, prinsip dasar, dan nilai-nilai PMI. Ini penting agar mereka tidak hanya terampil, tapi juga punya fondasi pengetahuan yang kuat tentang gerakan kemanusiaan.

Bakti Sosial: Kebaikan yang Menular ke Seluruh Penjuru

Di tengah hiruk pikuk lomba, area bakti sosial juga tak kalah ramai. Warga sekitar berbondong-bondong memanfaatkan kesempatan pemeriksaan kesehatan gratis. Dokter dan perawat relawan PMI dengan sigap melayani, mulai dari cek tekanan darah, gula darah, hingga konsultasi kesehatan umum.

Edukasi seputar kepalangmerahan juga jadi magnet tersendiri. Relawan PMI memberikan informasi penting tentang cara penanganan luka ringan, pentingnya donor darah, hingga langkah-langkah dasar pertolongan pertama dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah wujud nyata "Tebarkan Kebaikan" yang langsung dirasakan masyarakat.

Anak-anak kecil hingga lansia tampak antusias mendengarkan penjelasan. Mereka tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga merasakan langsung kepedulian dari para relawan muda dan PMI. Ini membuktikan bahwa aksi nyata jauh lebih berbicara daripada sekadar teori.

Visi PMI: Menanamkan Jiwa Kemanusiaan Sejak Dini

Soma Atmaja kembali menegaskan bahwa lomba PMR ini bukan sekadar cari juara, tapi juga wadah buat menanamkan nilai-nilai kemanusiaan sejak dini. "Kita pengen generasi muda punya jiwa kompetitif, kreatif, tapi tetap peduli. Itu sejalan sama tema HUT PMI Kabupaten Tangerang, Tebarkan Kebaikan," tambahnya.

PMI percaya bahwa dengan melibatkan anak-anak muda sejak dini, mereka akan tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kaya akan empati dan rasa tanggung jawab sosial. Mereka adalah agen perubahan yang akan membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Program-program seperti ini juga menjadi jembatan bagi PMI untuk terus meregenerasi relawannya. Dengan adanya bibit-bibit unggul dari PMR, masa depan PMI dan gerakan kemanusiaan di Tangerang akan semakin cerah. Gak habis fikir betapa pentingnya peran mereka!

Antusiasme Membara: Suara Para Pejuang Kemanusiaan Muda

Antusiasme peserta memang bikin suasana makin hidup. Para siswa terlihat semangat menunjukkan kemampuan terbaiknya, saling mendukung, dan belajar dari satu sama lain. Guru pembina dan relawan PMI juga nggak kalah heboh memberikan dukungan dan arahan.

Fadli, salah satu peserta dari SMP Negeri di Tigaraksa, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Seru banget, apalagi lomba digital team. Jadi bisa belajar bareng soal siaga bencana pakai teknologi," ungkapnya dengan mata berbinar. Ia merasa bahwa lomba ini membuka wawasan baru tentang bagaimana teknologi bisa jadi alat ampuh untuk kemanusiaan.

"Awalnya deg-degan, tapi pas udah mulai, jadi ketagihan. Banyak banget ilmu baru yang didapat, apalagi bisa ketemu teman-teman dari sekolah lain," tambah Rani, peserta dari SMA di Curug yang ikut di cabang pertolongan pertama. Baginya, pengalaman ini jauh lebih berharga daripada sekadar medali.

Masa Depan Kemanusiaan Ada di Tangan Mereka

Lomba PMR dan bakti sosial ini adalah bukti nyata bahwa semangat kemanusiaan di Kabupaten Tangerang tidak akan pernah padam. Dengan dukungan penuh dari PMI dan antusiasme luar biasa dari para pelajar, masa depan gerakan kemanusiaan di wilayah ini tampak sangat menjanjikan.

Generasi muda ini bukan hanya sekadar penerus, tapi juga inovator dan penggerak. Mereka adalah harapan kita semua untuk menciptakan masyarakat yang lebih peduli, tanggap, dan siap menghadapi berbagai tantangan. Salut, Mantul, dan teruslah "Tebarkan Kebaikan"!

Penulis: Ifan R

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 29, 2025

Promo Akad Nikah Makeup