Seedbacklink affiliate
Kota  

Ngeri! Pajero Sport Remaja ‘Nyungsep’ ke Rumah Warga di Tangsel, Salah Injak Gas Berujung Damai!

Dua foto anak laki-laki Indonesia bermata biru memakai baju lurik dan blangkon tradisional Jawa.
Potret seorang anak laki-laki bermata biru dengan busana tradisional yang menampilkan senyum ceria.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Pagi buta di Pondok Ranji, sebuah kawasan yang biasanya tenang di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, tiba-tiba dikejutkan oleh suara dentuman keras yang memecah kesunyian. Sebuah mobil Mitsubishi Pajero Sport berwarna hitam, yang dikemudikan oleh seorang remaja berusia 15 tahun berinisial I, mendadak ‘nyungsep’ ke dalam dua rumah warga. Kejadian ini sontak membuat geger dan menimbulkan pertanyaan besar: ada apa gerangan?

Insiden dramatis ini terjadi pada Minggu, 28 September 2025, sekitar pukul 03.45 WIB. Waktu yang masih sangat dini, saat kebanyakan orang masih terlelap dalam mimpi, mendadak berubah menjadi mimpi buruk bagi beberapa warga. Beruntung, dalam kejadian yang cukup mengerikan ini, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka serius.

Kronologi yang Bikin Gak Habis Fikir

Menurut keterangan Kompol Bambang Askar Sodiq, Kapolsek Ciputat Timur, kejadian bermula saat mobil berpelat nomor B-1392-BJP tersebut melaju di dalam kompleks perumahan. Remaja berinisial I, yang diketahui merupakan warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, saat itu sedang mengemudikan mobil mewah tersebut.

Ia berniat keluar menuju Jalan Kunciran Raya. Namun, di tengah perjalanan yang sepi itu, sebuah kesalahan fatal terjadi. Mungkin karena kurang pengalaman atau kondisi yang belum sepenuhnya fokus, I tiba-tiba salah arah.

Dalam kepanikannya, saat mencoba memundurkan mobil, ia malah salah menginjak pedal gas. Alih-alih menginjak rem, pedal gas justru tertekan penuh. Hasilnya? Mobil Pajero Sport itu melaju tak terkendali.

"Itu anak remaja pengemudi salah injek gas dan menabrak rumah warga yang berada di lokasi bagian kanan jalan hingga roboh," ungkap Kompol Bambang, dilansir situs Tangerang News. Bayangkan, sebuah rumah bisa roboh hanya karena salah injak gas! Ngerinya.

Dampak tabrakan itu tidak hanya berhenti pada satu rumah saja. Rumah yang berada tepat di sampingnya juga ikut terkena imbas, dengan bagian tembok pagar depannya ikut roboh. Pemandangan di lokasi kejadian pasti sangat memprihatinkan, dengan puing-puing berserakan dan kerusakan yang cukup parah.

Detik-detik Menegangkan dan Keajaiban di Pagi Hari

Mungkin bagi remaja seusia I, mengemudikan mobil sebesar Pajero Sport di tengah malam buta adalah sebuah tantangan atau bahkan sensasi tersendiri. Namun, insiden ini menjadi pengingat betapa bahayanya jika tidak memiliki pengalaman dan lisensi yang cukup. Sebuah kesalahan kecil bisa berakibat fatal.

Bayangkan saja, jika pada saat kejadian ada orang yang sedang berada di teras rumah atau bahkan sedang tidur di bagian rumah yang tertabrak. Ceritanya pasti akan sangat berbeda dan jauh lebih menyedihkan. Untungnya, takdir berkata lain.

"Itu anak beruntung banget, coba kalau enggak selamat beda cerita. Tapi Alhamdulillah di lokasi tidak ada korban dan pengemudi juga selamat," ujar Kompol Bambang dengan nada lega. Ucapan ini bukan tanpa alasan, mengingat betapa parahnya kerusakan yang ditimbulkan.

Para penghuni rumah yang menjadi korban pasti terbangun dengan kaget luar biasa. Suara benturan keras, diikuti dengan runtuhnya tembok, pasti menciptakan kepanikan yang luar biasa. Namun, setelah kepanikan mereda, rasa syukur pasti memenuhi hati mereka karena semua anggota keluarga selamat.

Resolusi Kekeluargaan: Ending yang Damai

Meskipun insiden ini cukup besar dan menimbulkan kerugian materi yang tidak sedikit, pihak kepolisian mengonfirmasi bahwa permasalahan ini telah diselesaikan secara kekeluargaan. Ini adalah contoh bagaimana musyawarah mufakat masih menjadi jalan terbaik di tengah masyarakat kita.

"Permasalahan tersebut sudah diselesaikan dengan musyawarah kekeluargaan dan membuat surat pernyataan kesepakatan bersama di depan ketua RW dan RT setempat," tutup Kompol Bambang. Proses mediasi ini melibatkan kedua belah pihak, yaitu keluarga remaja pengemudi dan keluarga pemilik rumah yang tertabrak.

Kehadiran ketua RW dan RT setempat juga sangat membantu dalam proses penyelesaian ini. Mereka bertindak sebagai penengah dan saksi, memastikan bahwa kesepakatan yang dicapai adil dan diterima oleh semua pihak. Ini menunjukkan pentingnya peran tokoh masyarakat dalam menjaga kerukunan.

Meskipun detail kesepakatan tidak diungkapkan secara rinci, dapat dipastikan bahwa ada kompensasi atau tanggung jawab yang diambil oleh keluarga remaja I untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Ini adalah bentuk pertanggungjawaban yang patut diacungi jempol, mengingat usia pengemudi yang masih sangat muda.

Pelajaran Berharga untuk Kita Semua

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para orang tua dan remaja. Mengemudikan kendaraan bermotor, apalagi mobil sebesar Pajero Sport, bukanlah hal yang bisa dianggap enteng. Diperlukan kematangan, pengalaman, dan yang paling utama, surat izin mengemudi (SIM) yang sah.

Usia 15 tahun adalah usia di mana seorang remaja belum memiliki SIM dan secara hukum belum diizinkan untuk mengemudi di jalan raya. Insiden ini menegaskan risiko besar yang bisa timbul jika aturan ini diabaikan. Kesalahan kecil bisa berakibat fatal, baik bagi pengemudi maupun orang lain.

Bagi para remaja, penting untuk memahami bahwa mengemudi adalah tanggung jawab besar. Jangan tergiur untuk mencoba-coba tanpa pengawasan atau pelatihan yang memadai. Keselamatan diri sendiri dan orang lain adalah prioritas utama.

Sementara itu, bagi orang tua, pengawasan terhadap anak-anak, terutama dalam penggunaan kendaraan, harus lebih ditingkatkan. Memberikan akses penuh terhadap kendaraan tanpa pengawasan yang ketat bisa berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan, seperti insiden di Pondok Ranji ini.

Refleksi: Antara Keteledoran dan Keberuntungan

Insiden Pajero Sport ‘nyungsep’ ini adalah campuran antara keteledoran dan keberuntungan. Keteledoran karena pengemudi yang belum cakap dan salah menginjak gas, serta keberuntungan karena tidak ada korban jiwa atau luka-luka serius. "Gak habis fikir" bagaimana endingnya bisa seberuntung ini.

Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Baik bagi remaja I agar lebih berhati-hati dan mematuhi aturan lalu lintas, maupun bagi orang tua agar lebih bijak dalam memberikan kepercayaan kepada anak-anaknya. Keselamatan adalah nomor satu, Bos!

Penulis: Ifan R

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 30, 2025

Promo Akad Nikah Makeup