NEWS TANGERANG– Insiden ambruknya plafon ruang kelas di SMAN 14 Kota Tangerang pada Senin, 22 September 2025 malam, bukan cuma bikin kaget, tapi juga mengganggu proses belajar mengajar siswa. Bayangkan saja, hujan deras dan angin kencang malam itu benar-benar meluluhlantakkan salah satu fasilitas vital sekolah. Duh, bikin prihatin banget!
Kejadian ini sontak memaksa pihak sekolah memutar otak mencari solusi darurat. Bagaimana tidak, satu ruang kelas dan satu ruang gudang jadi tak bisa dipakai. Untungnya, Gubernur Banten Andra Soni langsung turun tangan. Ia mengunjungi lokasi pada Kamis, 2 Oktober 2025, untuk memastikan penanganan dan melihat langsung kondisi di lapangan.
Belajar di Lorong: Realita Pahit yang Bikin "So Sad"
Dampak paling terasa dari ambruknya plafon ini tentu saja adalah terganggunya kegiatan akademik. Yasmin, siswi kelas XII SMAN 14 Tangerang, curhat soal kesulitan yang mereka hadapi. "Setelah kejadian, pembelajaran terhenti sehari. Lalu kami sempat belajar di lorong dan sekarang kelas XII B dipindahkan ke laboratorium biologi," ungkapnya, menggambarkan betapa "ngelosor"-nya mereka demi tetap bisa belajar.
Membayangkan belajar di lorong tentu bukan hal yang ideal. Suasana bising, kurangnya privasi, dan terbatasnya fasilitas pasti mengganggu konsentrasi. Pemindahan ke laboratorium biologi, meski menjadi solusi sementara, juga menunjukkan bahwa sarana prasarana yang rusak telah mengganggu kenyamanan dan fokus siswa dalam menerima pelajaran. Gak habis pikir, ya, betapa pentingnya fasilitas yang layak untuk menunjang pendidikan.
Gubernur Andra Soni, dalam peninjauannya, juga menegaskan hal serupa. "Pasti terganggu karena ada satu ruangan yang tidak bisa dipakai," ujarnya. Pernyataan ini sekaligus menjadi penegasan bahwa masalah ini bukan sekadar kerusakan fisik, melainkan juga masalah krusial yang berdampak langsung pada kualitas pendidikan anak-anak di sana.
Gercep! Gubernur Langsung Instruksikan Perbaikan Segera
Melihat kondisi yang "so sad" ini, Gubernur Andra Soni tidak tinggal diam. Ia langsung meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov Banten untuk segera melakukan inventarisasi dan perbaikan. Ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk tidak menunda-nunda penanganan masalah pendidikan.
"Jadi saya minta segera diperbaiki sesuai harapan kepala sekolah. Secara bertahap, pada perubahan anggaran ini ada lima lokal atau lima ruangan yang akan diperbaiki," imbuhnya. Pernyataan ini tentu menjadi angin segar bagi para siswa dan guru. Harapan untuk kembali belajar di kelas yang nyaman pun semakin terbuka lebar.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov Banten, Lukman, juga ikut angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa perbaikan akan segera diupayakan. "Insya Allah pada 2026 akan kita rehabilitasi, tapi di perubahan anggaran tahun ini akan kita inventarisasi untuk segera ditangani. Secara bertahap, setidaknya lima ruangan direncanakan akan diperbaiki," jelas Lukman, memberikan detail rencana perbaikan yang komprehensif.
Antisipasi Cuaca Ekstrem dan Pentingnya Infrastruktur Sekolah
Insiden ambruknya plafon ini juga menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem. Hujan deras dan angin kencang yang terjadi pada malam itu bukan kejadian langka, terutama di musim penghujan. Oleh karena itu, pemeliharaan infrastruktur sekolah harus menjadi prioritas utama.
Pengecekan rutin kondisi bangunan, terutama bagian atap dan plafon, sangat krusial. Anggaran untuk pemeliharaan seharusnya tidak boleh dipangkas, mengingat dampaknya yang langsung terasa pada kegiatan belajar mengajar. Keamanan dan kenyamanan siswa adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa.
Harapan Siswa: Kembali Belajar dengan Nyaman
Yasmin, siswi kelas XII yang menjadi representasi suara siswa, menutup wawancara dengan sebuah harapan sederhana namun mendalam. "Semoga segera diperbaiki, karena pembelajaran jadi terhambat," katanya, mewakili ribuan siswa lain yang mendambakan kenyamanan kelas mereka kembali.
Kejadian ini memang menyisakan duka dan kendala, namun respons cepat dari Gubernur Andra Soni dan jajaran dinas terkait memberikan secercah harapan. Semoga saja proses perbaikan berjalan lancar dan tepat waktu, sehingga para siswa SMAN 14 Tangerang bisa segera kembali belajar di ruang kelas yang aman, nyaman, dan kondusif. Ini penting banget agar mereka bisa fokus meraih cita-cita tanpa terganggu oleh masalah infrastruktur.
Dilansir dari sebuah situs berita lokal, kejadian ini memang menjadi sorotan publik. Banyak pihak berharap agar kejadian serupa tidak terulang di sekolah-sekolah lain. Pemerintah daerah diharapkan bisa lebih proaktif dalam melakukan inspeksi dan pemeliharaan fasilitas pendidikan, demi menjamin hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak di lingkungan yang aman.
Penulis: Ifan R
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 3, 2025