NEWS TANGERANG– Pernah merasa risih dengan pemandangan kabel yang melintang tak beraturan di jalanan Tangsel? Mulai dari Pamulang, Ciputat, sampai Ciputat Timur, jaringan kabel fiber optik dan listrik PLN ini memang sering bikin pusing kepala. Keluhan warga kini tak lagi diabaikan. Pemerintah Kota Tangerang Selatan akhirnya angkat bicara dan berjanji akan menuntaskan masalah “benang kusut” ini secara bertahap.
Mengapa Kabel Ini Jadi Masalah Besar? Bukan Cuma Soal Estetika!
Pemandangan kabel yang bergelantungan dan saling melilit bukan cuma mengganggu estetika kota. Ini juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi bahaya, apalagi saat cuaca ekstrem atau jika ada kabel yang putus dan menjuntai ke jalan. Visual kota yang modern dan rapi jadi tercoreng oleh labirin kabel yang tampak tak terurus.
Bayangkan saja, setiap kali kamu melintas di area padat seperti Pasar Ciputat, Pondok Ranji, atau Pondok Cabe Udik Pamulang, pandanganmu pasti akan terhalang oleh tumpukan kabel hitam yang ruwet. Kondisi ini sudah lama dikeluhkan warga, yang merasa kota mereka kehilangan pesonanya karena masalah infrastruktur dasar ini. Jl. Pahlawan Rempoa di Kecamatan Ciputat Timur juga menjadi salah satu titik yang paling parah, menunjukkan betapa meratanya masalah ini di berbagai sudut Tangsel.
Suara Warga Didengar! DPRD Tangsel Angkat Bicara Soal Kabel Ruwet
Keluhan warga yang sudah menumpuk ini akhirnya sampai ke telinga para wakil rakyat. Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ferdiansyah, mengakui bahwa masalah kabel semrawut ini memang sangat valid dan perlu segera ditangani. Ia menegaskan bahwa penataan kabel ini adalah “pekerjaan rumah” besar bagi Pemkot Tangsel yang tidak bisa ditunda lagi.
“Kabel semrawut yang melintang akan diselesaikan secara bertahap,” ujar Ferdi, Kamis (18/09), melalui sambungan pesan WhatsApp kepada wartawan. Ia menambahkan bahwa banyak wilayah, baik di jalan kota maupun provinsi, yang menghadapi masalah serupa, sehingga membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah.
Siapa Saja yang Terlibat dalam Kekusutan Ini? PLN dan APJATEL Jadi Kunci!
Ferdiansyah juga menyoroti bahwa masalah ini bukan hanya tentang kabel listrik milik PLN. Ada juga kabel fiber optik milik berbagai pengusaha provider internet dan telekomunikasi yang tergabung dalam Asosiasi Penyedia Jaringan Telekomunikasi (APJATEL). Masing-masing provider memiliki jaringannya sendiri, yang jika tidak diatur dengan baik, akan menambah keruwetan di atas tiang.
“Hal ini harus dapat diselesaikan secara bertahap dan ada progres yang baik,” katanya. Ia menekankan pentingnya koordinasi yang erat antara Pemkot dengan PLN dan APJATEL. Tanpa kerja sama yang solid dari semua pihak, upaya penataan kabel ini akan sulit terwujud, dan impian kota yang rapi hanya akan jadi angan-angan.
Dukungan Penuh dari Fraksi Golkar: Ada Rencana “Saluran Pinter” untuk Tangsel?
Dukungan untuk penataan kabel ini juga datang dari Fraksi Partai Golkar. Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan, H. Moch. Ramlie, yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar Tangsel, menegaskan bahwa Pemerintah Kota harus proaktif hadir dan mendengarkan keluhan masyarakat. Menurutnya, pemerintah punya tanggung jawab besar untuk menertibkan infrastruktur demi kenyamanan dan keamanan warganya.
“Karena adanya kabel akibat kebutuhan warga masyarakat, maka pemerintah harus hadir untuk menertibkan hal itu,” kata Moch. Ramlie. Ia bahkan membocorkan sebuah rencana menarik yang bisa menjadi solusi jangka panjang: “Ke depan di Kota Tangsel akan dibuat Saluran Pinter yang serba manfaat.” Konsep “Saluran Pinter” ini mengindikasikan adanya upaya serius untuk membangun infrastruktur bawah tanah yang lebih modern dan terintegrasi. Ini bisa menjadi game-changer bagi wajah kota Tangsel di masa depan.
Mengenal Lebih Dekat “Saluran Pinter”: Solusi Modern untuk Kota Masa Depan
Jika rencana “Saluran Pinter” ini benar-benar terealisasi, Tangsel akan selangkah lebih maju dalam penataan kota. Saluran Pinter, atau yang sering disebut ducting bawah tanah, adalah sistem terowongan atau pipa khusus yang digunakan untuk menanam semua jenis kabel – mulai dari listrik, fiber optik, hingga telekomunikasi lainnya – di bawah tanah. Ini akan menghilangkan pemandangan kabel yang semrawut di atas tiang, membuat kota terlihat jauh lebih bersih dan modern.
Selain estetika, sistem ini juga menawarkan banyak manfaat lain. Risiko kecelakaan akibat kabel putus atau korsleting bisa diminimalisir. Perawatan dan perbaikan juga akan lebih mudah dilakukan tanpa mengganggu lalu lintas di jalan raya. Lebih jauh lagi, Saluran Pinter bisa menjadi fondasi untuk pengembangan smart city, di mana berbagai sensor dan teknologi kota pintar bisa terintegrasi dengan lebih baik. Tentu, ini adalah investasi besar, namun dampaknya bagi kualitas hidup warga Tangsel akan sangat signifikan.
Tantangan ke Depan dan Harapan Warga: Akankah Tangsel Bebas Kabel Semrawut?
Meski ada janji dan rencana yang menjanjikan, tantangan di depan mata tentu tidak sedikit. Koordinasi antara berbagai pihak, mulai dari Pemkot, PLN, hingga puluhan provider di bawah APJATEL, memerlukan komitmen dan strategi yang matang. Proses penataan ulang infrastruktur yang sudah ada selama bertahun-tahun ini pasti akan memakan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Asosiasi Penyedia Jaringan Telekomunikasi (APJATEL) maupun dari dinas terkait di Pemkot Tangsel mengenai detail rencana ini. Warga berharap, janji ini bukan sekadar angin lalu, melainkan langkah nyata menuju Tangsel yang lebih tertata, aman, dan enak dipandang. Bayangkan saja, kota yang bersih dari lilitan kabel, dengan pemandangan langit yang lapang dan jalanan yang aman. Tentu ini akan jadi nilai plus bagi Tangsel sebagai kota modern yang nyaman untuk ditinggali, dan impian itu kini semakin dekat untuk terwujud.
Penulis: Dini Susilowati
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 18, 2025