Terkuak! Motif Pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih: Dana Rp70 Miliar di Rekening "Gaib" Jadi Rebutan, Oknum TNI Terseret!

Dyandra

Logo DANA dengan simbol uang di latar belakang biru, melambangkan dana fantastis.
Dana puluhan miliar rupiah di rekening 'tidur' menjadi pemicu kematian tragis Kepala Cabang BRI.

NEWS TNG– Selasa, 23 September 2025 – 16:51 WIB

Misteri di balik kematian tragis Mohamad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang Pembantu Bank BRI Cempaka Putih, perlahan mulai menemukan titik terang. Setelah berhari-hari jadi tanda tanya besar, Ditreskrimum Polda Metro Jaya akhirnya mengungkap fakta yang bikin geleng-geleng kepala.

Dugaan kuat motif di balik aksi keji para pelaku adalah adanya dana fantastis yang tersimpan di rekening dormant. Ini bukan sembarang uang, jumlahnya benar-benar bikin melongo!

Dana Raksasa di Rekening "Tidur" Bikin Geger

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, mengungkapkan bahwa para pelaku mengincar dana puluhan miliar rupiah. Angka sementara yang teridentifikasi mencapai kisaran Rp60 miliar hingga Rp70 miliar. Gak habis pikir, kan?

Dana sebanyak itu ternyata tersebar di beberapa rekening yang berbeda. Kombes Wira, seperti dikutip dari laporan media, menyebut bahwa jumlahnya memang sangat tinggi dan sedang didalami lebih lanjut.

Saat ditanya apakah rekening-rekening tersebut mayoritas berada di bank pelat merah, Wira tidak menampik. Namun, ia juga menegaskan bahwa dana tersebut tidak hanya di satu bank, melainkan juga tersimpan di sejumlah bank lain. Ini menambah kompleksitas kasusnya.

Meski nilai dana sudah terkuak, polisi masih menutup rapat identitas pemilik rekening dormant tersebut. Daftar detail bank yang terlibat juga belum dibuka ke publik. Penyidik masih terus mendalami keterkaitan dana raksasa ini dengan tindak pidana pembunuhan yang sedang mereka bongkar.

Misteri Kematian yang Bikin Geger

Kematian Ilham Pradipta memang bikin geger. Sosoknya yang dikenal sebagai kepala cabang bank tiba-tiba menghilang dan ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan. Publik pun bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi?

Kasus ini bermula pada tanggal 20 Agustus 2025. Ilham terakhir kali diketahui menghadiri sebuah rapat penting dengan pihak Lotte Grosir di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Pertemuan bisnis yang seharusnya berjalan normal, justru menjadi awal petaka.

Dari rekaman CCTV yang berhasil dikumpulkan penyidik, korban terlihat diangkut paksa oleh sejumlah orang. Momen penculikan itu terjadi saat Ilham masih berada di lokasi pertemuan, seolah tanpa perlawanan berarti. Ngerinya!

Keesokan harinya, kabar duka itu datang. Jasad Ilham ditemukan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan di Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Tubuhnya terikat, mata dilakban, dan diduga kuat menjadi korban penganiayaan brutal sebelum dibuang ke lokasi tersebut.

Penemuan jasad ini sontak memicu penyelidikan besar-besaran oleh Polda Metro Jaya. Tim gabungan langsung bergerak cepat, menyisir setiap petunjuk demi mengungkap dalang di balik kejahatan keji ini.

Fakta Mengejutkan: Oknum TNI Ikut Terseret!

Dalam perjalanan penyelidikan, polisi berhasil meringkus 15 orang yang diduga kuat terlibat dalam aksi penculikan dan pembunuhan Ilham. Namun, satu pelaku berinisial EG masih buron dan kini menjadi target utama perburuan aparat.

Tapi, fakta lain yang lebih menggemparkan kemudian terungkap. Dua prajurit TNI dari Detasemen Markas Kopassus ikut terseret dalam kasus pembunuhan ini. Mereka adalah Sersan Kepala (Serka) N dan Kopral Dua (Kopda) FH.

Keterlibatan anggota TNI ini tentu saja menambah kerumitan dan sorotan publik terhadap kasus ini. Kedua prajurit tersebut kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan langsung ditahan oleh Pomdam Jaya untuk menjalani proses hukum militer.

Perburuan Masih Berlanjut: Satu Pelaku Buron

Pengungkapan motif dana puluhan miliar di rekening dormant ini membuka babak baru dalam kasus yang menyita perhatian publik. Namun, pekerjaan polisi belum usai. Selain memburu EG yang masih buron, penyidik juga harus mengurai benang kusut terkait kepemilikan rekening dan bagaimana para pelaku bisa mengetahui keberadaan dana tersebut.

Kasus ini menjadi pengingat betapa gelapnya motif kejahatan yang bisa muncul hanya karena uang. Kematian Mohamad Ilham Pradipta harus menjadi pelajaran berharga, dan keadilan harus ditegakkan seadil-adilnya bagi semua pihak yang terlibat.

Disunting oleh: S. Reja

Terakhir disunting: September 30, 2025

Komentar Pembaca

    pos terkait