Bikin Melongo! Anggaran Rp60 Miliar Rapat di Tangsel Jadi Sorotan, Wali Kota Benyamin Davnie Blak-blakan!

Dini Susilowati

Wali Kota Tangsel menerima penghargaan terkait pengelolaan keuangan daerah tahun 2022.
Bentuk apresiasi atas pengelolaan keuangan Pemkot Tangsel yang transparan dan akuntabel.

NEWS TNG – Belakangan ini, jagat maya di Tangerang Selatan (Tangsel) lagi ramai banget bahas soal penggunaan pos anggaran pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2024. Angka-angka yang muncul bikin publik penasaran dan jadi sorotan.

Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, langsung pasang badan untuk menjawab semua pertanyaan yang beredar. Ia menjelaskan bahwa LKPD adalah dokumen penting yang wajib dipublikasikan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah. Ini bukan cuma soal angka-angka di kertas, tapi wujud nyata dari komitmen Pemkot Tangsel terhadap transparansi pengelolaan keuangan daerah.

Transparansi Anggaran: Kenapa Penting Banget?

Pemkot Tangsel sangat mengapresiasi dan menghargai partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi pengelolaan keuangan daerah. Benyamin Davnie menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen penuh untuk memberikan penjelasan yang faktual, transparan, dan akuntabel. Ini penting agar masyarakat tahu ke mana saja uang pajak mereka dialokasikan.

Penjelasan ini disampaikan Benyamin pada Selasa, 23 September 2025 (mengacu pada tanggal di berita asli). Langkah ini diambil untuk memastikan tidak ada keraguan sedikit pun dari masyarakat terkait penggunaan dana publik.

Anggaran Souvenir Rp20 Miliar: Buat Apa Aja Sih?

Angka Rp20,48 miliar untuk suvenir dan cendera mata memang terdengar gede. Namun, Benyamin menuturkan bahwa anggaran ini direalisasikan untuk seluruh perangkat daerah di Kota Tangsel, mencakup semua perangkat daerah, kecamatan, hingga kelurahan, selama satu tahun penuh. Jadi, bukan cuma untuk satu instansi saja.

Suvenir tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan penting. Mulai dari pemberdayaan masyarakat, promosi kesehatan, perlengkapan ibadah yang diberikan kepada warga, penghargaan bagi atlet berprestasi, hingga kebutuhan kelembagaan dan manajemen sekolah. Yang menarik, anggaran suvenir ini dibelanjakan melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lokal, lho! Ini adalah cara Pemkot Tangsel untuk sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat Tangsel.

Rp60 Miliar Buat Rapat? Ini Detailnya yang Bikin Kaget!

Nah, ini dia yang paling bikin mata melotot: anggaran konsumsi rapat dan pertemuan sebesar Rp60 miliar! Benyamin Davnie menjelaskan bahwa angka fantastis ini mencakup banyak sekali kegiatan sepanjang tahun 2024. Bukan cuma rapat internal, tapi juga pertemuan dengan masyarakat, rapat koordinasi lintas perangkat daerah, forum regional, dan pertemuan strategis lainnya.

Anggaran ini juga digunakan untuk memfasilitasi berbagai kegiatan masyarakat yang telah diprogramkan Pemkot Tangsel. Bayangin aja, dari fasilitasi pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji sebanyak 1.300 orang, sampai kegiatan hari besar nasional dan keagamaan tingkat kota.

Tak hanya itu, dana ini juga dipakai untuk memenuhi proposal dari masyarakat yang masuk ke Pemkot Tangsel untuk kegiatan sosial keagamaan. Misalnya, peringatan hari kemerdekaan, hari sumpah pemuda, peringatan maulid nabi, tahun baru hijriah, dan isra mikraj. Kegiatan kepemudaan, olahraga, dan seni seperti turnamen silat, pekan olahraga seni, dan pondok pesantren dalam rangka hari santri juga termasuk di dalamnya. Ini semua diadakan oleh masyarakat umum, mahasiswa, dan majelis taklim.

Belum lagi sosialisasi bersama ketua RT/RW, forum musrenbang, kegiatan peningkatan kualitas SDM pegawai (aparatur, guru, tenaga kesehatan), pemberdayaan pemuda, pemberdayaan PKK dan posyandu, makan minum saat penanggulangan bencana, hingga penegakkan perda. Benyamin menegaskan bahwa semua kegiatan ini melibatkan puluhan ribu orang, jadi wajar kalau anggarannya besar.

Perjalanan Dinas Rp117 Miliar: Bukan Cuma Jalan-jalan!

Jangan salah sangka dulu kalau dengar ‘perjalanan dinas’ langsung mikirnya jalan-jalan doang. Anggaran sebesar Rp117 miliar ini direalisasikan oleh 37 perangkat daerah, 7 kecamatan, 54 kelurahan, dan 207 UPT sekolah. Tujuannya beragam, mulai dari bimbingan teknis, pelatihan/diklat aparatur, hingga menghadiri undangan dari pemerintah pusat dan provinsi.

Perjalanan dinas ini juga untuk melakukan koordinasi terkait pembangunan daerah dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta pelayanan publik. Bahkan, anggaran ini dialokasikan untuk petugas haji daerah sebanyak 12 orang. Yang menarik, perjalanan dinas juga diberikan untuk pengganti transport masyarakat yang menghadiri kegiatan pelatihan, musyawarah, sosialisasi, dan lain sebagainya. Jadi, ini juga bentuk dukungan kepada partisipasi masyarakat.

ATK dan Pemeliharaan: Angka Kecil Tapi Penting!

Untuk alat tulis kantor (ATK) dan perlengkapan sebesar Rp38 miliar, ini adalah anggaran operasional selama 1 tahun. Anggaran ini disalurkan untuk 37 perangkat daerah, 54 kelurahan, 3 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), 35 puskesmas, dan 207 UPT sekolah. Angka ini memang besar karena cakupannya sangat luas.

Yang menarik, anggaran pemeliharaan Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar Rp731 juta itu ternyata khusus buat kebutuhan jaringan instalasi listrik kantor. Nah, untuk pemeliharaan jalan dan irigasi yang sebenarnya, itu masuk pada kode rekening belanja modal jalan, irigasi dan jaringan dengan pagu anggaran yang jauh lebih besar, yaitu Rp538 miliar. Jadi, ada perbedaan pos anggaran yang perlu dipahami.

Bantuan Sosial dan Pengentasan Kemiskinan: Fokus Utama Pemkot?

Selain pos-pos di atas, Pemkot Tangsel juga punya anggaran bantuan sosial (bansos) sebesar Rp136 juta. Dana ini diberikan kepada kelompok masyarakat atas usulan melalui proposal yang masuk ke Pemkot Tangsel. Benyamin mengungkapkan bahwa jumlah tersebut diberikan untuk dua lembaga panti yang mengajukan proposal bantuan sosial.

Lebih lanjut, terkait pengentasan kemiskinan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan menganggarkan Rp648,1 miliar. Angka ini dialokasikan untuk berbagai kegiatan di beberapa perangkat daerah. Program-programnya meliputi perbaikan rumah umum tidak layak huni (RUTLH) sebanyak 500 rumah setiap tahun, perbaikan sanitasi dan MCK, serta jaminan kesehatan masyarakat semesta (UHC) untuk 284.229 masyarakat dengan pagu anggaran Rp133 miliar. Ada juga beasiswa pendidikan, jaminan pekerja rentan, dan pelatihan untuk peningkatan pendapatan masyarakat miskin.

Tangsel Berprestasi: Bukti Anggaran Tepat Sasaran?

Di tengah sorotan anggaran, Pemkot Tangsel juga punya kabar baik yang patut diapresiasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, persentase penduduk miskin di Tangsel hanya sebesar 2,36 persen. Angka ini menjadikan Tangsel sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan terendah se-Banten.

Selain itu, angka pengangguran di Tangsel juga terendah di Banten, yaitu sebesar 5,09 persen. Ini menunjukkan bahwa program-program dan alokasi anggaran yang dilakukan Pemkot Tangsel memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.

Pemkot Tangsel terus berkomitmen untuk transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Salah satu buktinya adalah publikasi LKPD secara terbuka melalui situs resmi Pemkot Tangsel. LKPD ini juga telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia (RI) dan berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), sebuah predikat tertinggi dalam audit keuangan pemerintah.

Mekanisme pengawasan juga sudah dilakukan secara berlapis. Mulai dari pengawasan legislatif, Inspektorat Daerah sebagai pengawasan internal, partisipasi masyarakat melalui forum konsultasi publik, hingga Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Ini semua memastikan bahwa setiap rupiah anggaran digunakan secara bertanggung jawab dan akuntabel.

Penulis: Dini Susilowati

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 25, 2025

Komentar Pembaca

pos terkait