Shock! Makan Nasi Kandar di Malaysia, Wanita Ini Kaget Tagihan Hampir Rp 1 Juta!

Tammy

NEWS TNG – Bayangkan, kamu lagi asyik liburan, menikmati kuliner khas, eh tiba-tiba tagihan makan bikin jantung copot. Itulah yang dialami seorang wanita di Malaysia saat menyantap nasi kandar, hidangan populer yang mirip nasi rames ala Indonesia. Pengalaman tak terduga ini langsung viral dan memicu perdebatan sengit di media sosial.

Kisah bermula ketika wanita ini bersama tiga temannya mampir ke sebuah restoran nasi kandar yang cukup populer di kalangan turis, terletak di kawasan Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Mereka berniat menikmati makan siang sederhana, namun yang terjadi justru jauh dari kata sederhana. Tagihan yang mereka terima benar-benar di luar nalar.

Kaget Setengah Mati: Tagihan Nasi Kandar Hampir Rp 1 Juta!

Melalui unggahan di Threads yang kemudian menjadi viral, wanita ini membagikan pengalaman pahitnya. Ia mengaku syok berat saat melihat angka di bon pembayaran: RM 230, atau setara dengan sekitar Rp 950.000! Angka ini tentu saja sangat fantastis untuk empat porsi nasi kandar biasa.

Menu yang mereka pesan terbilang sangat standar dan tidak ada yang istimewa. Masing-masing dari mereka hanya memesan nasi dengan lauk ayam masak merah, sedikit sayur, taburan bawang goreng, telur, dan minuman es teh limau. Tidak ada lauk seafood mewah atau menu spesial lainnya yang bisa membenarkan harga setinggi itu.

"Ini bukan lelucon. Harga RM 230 untuk nasi kandar tanpa lauk seafood," tulisnya dengan nada tak percaya. Ia menambahkan bahwa dirinya biasanya tidak terlalu mempermasalahkan harga makanan, namun kali ini sungguh di luar batas kewajaran. "Kalau pesan seafood di sini mungkin bisa kena serangan jantung saat lihat harganya," keluhnya.

Apa Itu Nasi Kandar? Kuliner Khas Malaysia yang Bikin Nagih

Bagi yang belum familiar, nasi kandar adalah salah satu sajian tradisional Malaysia yang sangat digemari, terutama di kalangan lokal dan turis. Konsepnya mirip nasi rames atau nasi campur di Indonesia, di mana nasi putih disajikan dengan berbagai pilihan lauk pauk dan disiram aneka kuah kari berempah.

Pilihan lauknya sangat beragam, mulai dari cumi, sotong, telur, daging kambing, daging sapi, ayam goreng, hingga aneka sayuran. Kuah kari yang kaya rempah menjadi ciri khas utama nasi kandar, memberikan cita rasa yang kuat dan bikin ketagihan. Hampir setiap kota dan daerah di Malaysia memiliki warung nasi kandar favoritnya sendiri.

Kepopuleran nasi kandar menjadikannya salah satu daya tarik kuliner utama Malaysia. Banyak turis sengaja datang untuk mencicipi hidangan ini, mencari pengalaman rasa otentik yang ditawarkan. Namun, pengalaman wanita ini justru memberikan sisi gelap dari popularitas tersebut.

Kronologi “Getok Harga” di Restoran Populer Bukit Bintang

Restoran yang dimaksud dalam kejadian ini adalah Hameediyah, sebuah nama yang cukup dikenal dan memiliki beberapa cabang. Cabang yang menjadi lokasi insiden "getok harga" ini berada di kawasan Bukit Bintang, Kuala Lumpur, area yang memang padat turis dan seringkali menjadi magnet bagi pengunjung asing.

Wanita ini merasa diperlakukan sebagai turis asing, meskipun ia sendiri adalah warga Malaysia. Ia menduga bahwa harga yang dikenakan kepadanya dan teman-temannya sengaja dinaikkan karena lokasi restoran yang strategis di area wisata. Perasaan "di-getok harga" ini bukan hanya sekadar dugaan, melainkan pengalaman nyata yang membuatnya sangat kecewa.

Jika dihitung secara kasar, tagihan RM 230 untuk empat orang berarti setiap orang harus membayar sekitar RM 57,50 atau sekitar Rp 230.000. Angka ini jelas sangat tinggi untuk seporsi nasi kandar dengan lauk standar tanpa seafood. Bandingkan dengan harga rata-rata nasi kandar di warung biasa yang jauh lebih terjangkau.

Respon Netizen: Antara Kaget, Geram, dan Saran Melapor

Unggahan wanita ini langsung memicu badai komentar di Threads. Banyak netizen yang setuju dan ikut merasa geram dengan harga yang tidak masuk akal tersebut. Kisah ini dengan cepat menjadi perbincangan hangat, memicu diskusi tentang praktik penetapan harga di area wisata.

Seorang pengguna Threads bahkan mencoba menghitung ulang dan mengonfirmasi bahwa harga yang dikenakan memang sangat tinggi. "Restoran ini jelas getok harga ke pengunjung," tulis salah satu netizen. Ia juga menyarankan agar wanita tersebut melaporkan kejadian ini ke KPDN (Kementerian Perdagangan Dalam Negeri) jika masih menyimpan bon pembayarannya.

Komentar lain datang dari netizen yang memiliki pengalaman berbeda di restoran yang sama. "Saya makan di restoran yang sama minggu lalu, pesan nasi kandar lauknya kari ikan tenggiri, kentang bumbu, poppadom, harganya wajar yaitu RM 26 (Rp 102.000)," ungkap netizen tersebut. Perbedaan harga yang drastis ini semakin memperkuat dugaan adanya praktik "getok harga."

Pemilik unggahan pun sepakat dengan komentar-komentar yang diterimanya. "Itulah yang bikin saya terkejut! Kalau ada lauk seafood saya bisa paham, tapi ini benar-benar menu biasa. Rasanya seperti diperlakukan sebagai turis asing," balasnya, menegaskan kembali kekecewaannya.

Bukan Kali Pertama? Pengalaman Lain di Cabang Berbeda

Dalam kolom komentar, wanita ini juga menjelaskan bahwa ia adalah pelanggan setia nasi kandar dan kerap makan di cabang lain dari restoran yang sama. Namun, ia tidak pernah menemui harga semahal itu di cabang-cabang lainnya. Pengalaman ini membuatnya semakin yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan penetapan harga di cabang Bukit Bintang.

"Kalau pesan lamb shank atau menu spesial saya masih bisa terima, tapi ini hanya nasi kandar biasa. Siapa yang menyangka bisa semahal itu?" ujarnya, masih tak habis pikir. Ia merasa ada perbedaan perlakuan yang signifikan antara cabang satu dengan yang lain, atau mungkin antara pelanggan lokal dan yang dianggap turis.

Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang, baik turis maupun warga lokal. Pentingnya untuk selalu memeriksa harga sebelum memesan, terutama di area wisata yang rawan praktik "getok harga," menjadi sorotan utama dari kisah viral ini.

Pelajaran Berharga: Tips Aman Berkuliner di Destinasi Wisata

Kisah viral ini tentu saja menjadi pengingat bagi kita semua, terutama para pelancong kuliner. Agar tidak mengalami nasib serupa, ada beberapa tips yang bisa diterapkan saat berburu makanan di destinasi wisata. Pertama, selalu cek menu dan daftar harga sebelum memesan. Jangan sungkan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas.

Kedua, cari tahu reputasi restoran dari ulasan online atau rekomendasi teman. Restoran yang populer di kalangan lokal seringkali menawarkan harga yang lebih jujur. Ketiga, jika memungkinkan, hindari makan di tempat yang terlalu dekat dengan objek wisata utama, karena harga di sana cenderung lebih tinggi.

Keempat, perhatikan porsi dan jenis lauk yang kamu pilih. Beberapa lauk memang memiliki harga premium. Terakhir, jika merasa ada kejanggalan pada tagihan, jangan ragu untuk bertanya dan meminta penjelasan. Jika tetap tidak puas, laporkan ke pihak berwenang seperti KPDN di Malaysia.

Jadi, Mahal atau Wajar? Debat Harga Nasi Kandar di Malaysia

Insiden ini kembali membuka perdebatan tentang standar harga makanan di Malaysia, khususnya di kawasan wisata. Apakah harga RM 230 untuk empat porsi nasi kandar standar itu wajar di era sekarang, atau memang ada praktik "getok harga" yang merugikan konsumen?

Terlepas dari jawaban pastinya, pengalaman wanita ini menjadi cerminan bahwa konsumen harus lebih cerdas dan berhati-hati. Jangan sampai niat menikmati kuliner justru berujung pada kekecewaan dan tagihan yang bikin dompet menangis. Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, agar liburan kuliner tetap menyenangkan dan aman dari praktik yang merugikan.

Penulis: Tammy

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: Oktober 1, 2025

Komentar Pembaca

pos terkait