160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Investor Panik? Rp47,15 T Kabur dari Saham!

NEWS TANGERANG– Bank Indonesia (BI) baru-baru ini mencatat adanya penarikan modal asing yang signifikan dari pasar keuangan Indonesia. Selama periode singkat 16–19 Juni 2025, terjadi aliran modal asing keluar hingga Rp2,04 triliun.

Angka ini menambah total jual neto investor non-residen di pasar saham yang sudah mencapai Rp47,15 triliun. Data ini terhitung sejak awal Januari hingga 19 Juni 2025.

Pergerakan Modal Asing Lebih Dalam

Fokus pada periode 16–19 Juni, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Bambang Pramono, menjelaskan perincian aliran modal tersebut.

Terjadi jual neto sebesar Rp1,78 triliun di pasar saham. Selain itu, investor asing juga mencatat jual neto sebesar Rp3,72 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Namun, di sisi lain, investor asing justru melakukan beli neto sebesar Rp3,47 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Reaksi Pasar Keuangan Domestik

Pada periode yang sama, BI juga mencatat kenaikan pada premi credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun. Indikator risiko ini naik dari 76,93 basis poin (bps) pada 13 Juni 2025, menjadi 81,59 bps.

Menariknya, nilai tukar rupiah justru menunjukkan kekuatan di tengah sentimen ini. Pada perdagangan Jumat (20/6/2025), rupiah dibuka menguat di level Rp16.355 per dolar Amerika Serikat (AS).

Ini lebih kuat dibandingkan perdagangan hari sebelumnya, di mana mata uang Garuda ditutup pada posisi Rp16.390 per dolar AS.

Dari sisi obligasi, imbal hasil atau yield SBN dengan tenor 10 tahun juga mengalami peningkatan. Pada perdagangan Jumat, yield tercatat 6,75 persen, lebih tinggi dibanding hari sebelumnya yang berada di level 6,73 persen.

Intip Pergerakan Pasar Global yang Mempengaruhi Indonesia

Dinamika pasar global juga turut memengaruhi kondisi di dalam negeri. Indeks dolar AS (DXY) terpantau menguat ke level 98,91 pada akhir perdagangan Kamis (19/6/2025).

Sebagai informasi, DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama. Ini termasuk euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Di sisi lain, Bank Indonesia juga mencatat adanya penurunan imbal hasil surat berharga pemerintah AS, US Treasury Note 10 tahun, ke level 4,391 persen.

Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus menjaga stabilitas. Bambang Pramono menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait.

Optimalisasi strategi bauran kebijakan akan terus dilakukan demi mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Ringkasan

Bank Indonesia (BI) mencatat penarikan modal asing signifikan dari pasar keuangan Indonesia. Pada 16–19 Juni 2025, terjadi aliran modal keluar Rp2,04 triliun, yang menambah total jual neto di pasar saham menjadi Rp47,15 triliun sejak awal Januari hingga 19 Juni 2025. Aliran ini mencakup jual neto di saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), namun diimbangi beli neto oleh investor asing di Surat Berharga Negara (SBN).

Di tengah outflow modal, nilai tukar rupiah justru menguat, meskipun premi credit default swap (CDS) dan yield SBN 10 tahun mengalami kenaikan. Dinamika pasar global seperti penguatan indeks dolar AS dan penurunan imbal hasil US Treasury turut memengaruhi kondisi domestik. Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas dengan memperkuat koordinasi dan mengoptimalkan strategi bauran kebijakan.

Penulis: Santika Reja

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: Juni 22, 2025

Kamu mungkin juga suka ini!