NEWS TNG– Kabar kurang mengenakkan datang dari Pondok Aren, Tangerang Selatan. Jum’at malam (25/10), terjadi kecelakaan lalu lintas di ruas jalan utama Jl. Raden Patah yang melibatkan seorang pengendara motor dan seorang pejalan kaki.
Insiden ini menyebabkan kedua korban harus segera dievakuasi ke rumah sakit karena mengalami cedera yang dilaporkan cukup serius.
Informasi ini dibagikan oleh relawan sekaligus content creator @edowijaya_ melalui unggahan di akun Instagram-nya, yang juga dibantu oleh rekan relawan @mvf22_ dan tim @relawanambulanceciledug_.
Menurut keterangan yang dihimpun di lokasi, kronologi kecelakaan Pondok Aren ini bermula saat seorang perempuan (korban pejalan kaki) hendak menyeberang jalan. Pada saat yang bersamaan, seorang pengendara motor pria (korban pengendara) sedang melaju di jalan tersebut.
Nahas, tabrakan tak bisa dihindari.
Kronologi Kejadian: Menyeberang Sambil Berlari
Berdasarkan laporan saksi mata di tempat kejadian perkara (TKP), kecelakaan diduga kuat terjadi karena pejalan kaki tersebut berlari saat menyeberang.
“Kronologi menurut saksi, motor yang dikendarai Pria… menabrak Mba… yang sedang menyeberang tapi Lari,” tulis @edowijaya_ dalam keterangan unggahannya, menirukan kesaksian di lokasi.
Aksi menyeberang sambil berlari ini seringkali fatal. Pergerakan yang tiba-tiba dan cepat membuat pengendara kendaraan bermotor—yang mungkin sudah mengantisipasi kecepatan normal orang berjalan—tidak memiliki cukup waktu untuk bereaksi atau melakukan pengereman darurat.
Benturan keras pun terjadi. Kedua korban langsung terjatuh di aspal.
Kondisi Korban: Patah Tulang dan Benturan Kepala
Tim relawan ambulans yang tiba di lokasi segera memberikan pertolongan pertama dan mengevakuasi kedua korban.
Dilansir dari unggahan yang sama, korban perempuan (pejalan kaki) dilaporkan mengalami cedera yang lebih parah. Ia dievakuasi terlebih dahulu ke rumah sakit karena mengalami “benturan keras di kepala”. Hingga informasi ini diunggah, belum ada detail lebih lanjut mengenai bagian kepala yang terdampak.
Sementara itu, korban pengendara motor juga mengalami cedera serius. Ia dilaporkan mengalami fraktur atau patah tulang di bagian pergelangan tangan kanannya. Tak hanya itu, ia juga menderita luka di bagian pipi sebelah kiri.
Risiko Menyeberang di Arteri Sibuk
Kejadian ini kembali menyoroti risiko tinggi yang dihadapi pejalan kaki di jalan-jalan arteri Tangerang Selatan. Jl. Raden Patah, yang menghubungkan kawasan Ciledug dan Pondok Aren, merupakan salah satu jalur terpadat di Tangsel.
Jalan ini setiap hari dilewati oleh ribuan kendaraan dengan berbagai kecepatan. Di malam hari, tantangan bertambah karena visibilitas yang menurun drastis.
Bagi pejalan kaki, menyeberang di ruas jalan seperti ini selalu menuntut kewaspadaan ekstra. Apalagi jika titik penyeberangan tidak dilengkapi dengan zebra cross yang memadai atau Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
Seringkali, banyak yang salah kaprah menganggap berlari saat menyeberang bisa lebih cepat dan aman. Padahal, sebaliknya. Berlari membuat gerakan tubuh sulit diprediksi oleh pengendara, sehingga justru meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan.
Pengingat untuk Selalu Waspada
Insiden ini menjadi pengingat keras bagi semua pengguna jalan, baik pengendara maupun pejalan kaki, untuk selalu memprioritaskan keselamatan.
Seperti yang juga dipesankan oleh @edowijaya_ dalam unggahannya sebagai pengingat bersama.
“Hati2 teman2 di jalan. Kalo ga di tabrak ya nabrak. Kalo nyebrang lihat2 kiri kanan dan jangan pernah nyebrang itu lari,” tulisnya.
Bagi pejalan kaki, aturan emasnya tetap sama: berhenti sejenak di tepi jalan, lihat kiri dan kanan untuk memastikan kondisi benar-benar aman, dan menyeberanglah dengan berjalan sewajarnya. Jangan pernah membuat gerakan mendadak atau terburu-buru.
Bagi pengendara, menjaga batas kecepatan, terutama di area padat permukiman atau area yang rawan penyeberang, adalah kewajiban mutlak.
Saat ini, kedua korban masih berada dalam penanganan medis. Kita semua berharap, seperti doa yang disampaikan para relawan di lokasi, “Semoga bapak dan mba nya cepet pulih dan bisa beraktifitas kembali.”
Disunting oleh: S. Reja
Terakhir disunting: Oktober 24, 2025
















