Seedbacklink affiliate

MBG Geger Keracunan! Prabowo Turun Tangan, 6 Jurus Baru Ini Bikin Makan Gratis Lebih Aman!

Ilustrasi dokumen SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk memastikan keamanan makanan.
SOP baru diperketat untuk cegah keracunan dalam program makan bergizi.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto memang jadi sorotan utama. Namun, belakangan ini, muncul kabar kurang sedap: insiden keracunan makanan yang menimpa beberapa penerima manfaat. Kejadian ini sontak bikin geger dan langsung mendapat perhatian serius dari orang nomor satu di Indonesia, Prabowo Subianto sendiri.

Prabowo tak tinggal diam. Ia langsung memerintahkan penerapan sejumlah Standar Operasional Prosedur (SOP) baru yang lebih ketat. Tujuannya jelas, untuk mencegah kejadian serupa terulang dan memastikan program penting ini berjalan dengan aman dan lancar tanpa ada lagi kekhawatiran.

Angka Keracunan yang Bikin Mikir Dua Kali

Dilansir dari detikFinance, Prabowo dalam sebuah kesempatan baru-baru ini mengungkap bahwa program MBG sudah menjangkau sekitar 30 juta sasaran di seluruh Indonesia. Sebuah angka yang fantastis, menunjukkan betapa luasnya jangkauan program ini. Namun, ia juga tak menampik adanya insiden keracunan yang terjadi.

Meski demikian, Prabowo menekankan bahwa bila dilihat dari data, insiden keracunan ini tergolong sangat kecil, tidak sampai 1% dari total makanan yang dibagikan. Angka pastinya adalah 0,0017%. Angka ini mungkin terlihat sepele di atas kertas, namun jika dihitung, dari 30 juta penerima manfaat, 0,0017% berarti sekitar 510 orang yang mengalami keracunan. Tentu saja, ini bukan angka yang bisa dianggap enteng, dan pemerintah serius menanganinya.

Gercep! Dapur Umum MBG Kini Dirombak Total

Menyikapi hal ini, pemerintah langsung bergerak cepat. Semua Dapur Umum MBG, yang kini disebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), ditertibkan operasinya secara menyeluruh. Ini bukan sekadar perbaikan kecil, melainkan perombakan besar-besaran demi menjamin kualitas dan keamanan makanan yang disajikan. Berikut adalah enam SOP baru yang wajib dijalankan:

1. Peningkatan Tata Kelola yang Lebih Ketat

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa Presiden Prabowo secara langsung memerintahkan peningkatan tata kelola SPPG. Ini berarti sistem manajemen, pengawasan, dan koordinasi di setiap dapur umum harus diperbaiki secara fundamental. Tujuannya agar setiap proses, mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi, bisa terpantau dengan baik dan meminimalisir celah kesalahan yang bisa menyebabkan keracunan.

2. Alat Pencucian Modern untuk Kebersihan Maksimal

Salah satu penyebab utama keracunan makanan adalah kebersihan alat masak dan makan yang kurang optimal. Oleh karena itu, Prabowo menginstruksikan agar semua alat yang digunakan dalam program MBG harus dicuci dengan alat modern. Alat ini dirancang khusus untuk membersihkan secara menyeluruh dan membunuh semua bakteri berbahaya, memastikan tidak ada sisa kuman yang menempel dan mencemari makanan.

3. Alat Uji Kualitas Makanan di Setiap Dapur

Ini adalah langkah preventif yang sangat penting. Prabowo memerintahkan agar setiap dapur MBG dilengkapi dengan alat uji atau test kit. Alat ini berfungsi untuk mengecek kualitas dan kelayakan konsumsi makanan sebelum didistribusikan. "Semua dapur harus ada test kit, harus diuji semuanya sebelum distribusi, dan langkah-langkah preventif lainnya," tegas Prabowo. Dengan adanya alat ini, potensi makanan basi atau terkontaminasi bisa dideteksi lebih awal.

4. Sterilisasi Food Tray dan Filter Air Canggih

Tidak hanya alat masak, food tray atau wadah makanan juga menjadi perhatian. SPPG kini wajib memiliki alat sterilisasi khusus untuk food tray. Ini memastikan wadah yang digunakan benar-benar higienis dan bebas bakteri. Selain itu, SPPG juga diminta untuk memasang filter air. Langkah ini krusial untuk menjamin kualitas air yang digunakan dalam proses memasak dan pencucian, karena air bersih adalah fondasi utama keamanan pangan.

5. Koki Tersertifikasi dan Aturan Masak Ketat

Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, mengungkap bahwa kini setiap koki di SPPG atau dapur MBG harus memiliki sertifikat dari lembaga yang kredibel. Tidak hanya itu, akan ada juga koki pendamping untuk memastikan semua prosedur dipatuhi. Para koki ini wajib memastikan durasi memasak yang tepat untuk meminimalisir risiko keracunan. "Makanan itu dari dimasak matang, maksimal 6 jam harus langsung disantap," papar Nanik. Ia menyoroti masalah sebelumnya di mana koki kadang memasak terlalu cepat, jauh sebelum waktu distribusi, padahal SOP sudah ada. Dengan koki bersertifikasi, diharapkan profesionalisme dan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan akan meningkat.

6. Pemasangan CCTV yang Terhubung ke Pusat

Untuk memastikan semua SOP dijalankan dengan benar dan transparan, Prabowo juga meminta agar setiap SPPG dilengkapi dengan CCTV. Kamera pengawas ini tidak main-main, karena akan terhubung langsung ke pusat pemantauan. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kualitas layanan, memastikan setiap proses di dapur berjalan sesuai standar, dan memberikan rasa aman serta kepercayaan kepada masyarakat bahwa program pemenuhan gizi nasional ini benar-benar aman dan terpercaya.

Dengan serangkaian langkah proaktif dan tegas ini, Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen penuhnya terhadap kualitas dan keamanan program Makan Bergizi Gratis. Ia berharap, insiden keracunan tidak akan terulang lagi, dan program ini bisa terus berjalan lancar, memberikan manfaat gizi yang optimal bagi jutaan masyarakat Indonesia tanpa ada lagi rasa khawatir. Ini adalah bukti bahwa pemerintah tidak hanya meluncurkan program, tetapi juga bertanggung jawab penuh atas pelaksanaannya.

Penulis: Tammy

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 29, 2025

Promo Akad Nikah Makeup