NEWS TANGERANG– Sidoarjo kembali diselimuti awan duka yang pekat. Satu jenazah korban ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, berhasil ditemukan lagi pada Sabtu (4/10) siang, menambah daftar panjang korban tewas menjadi 15 orang. Tragedi pilu ini terus menyisakan pertanyaan dan kesedihan mendalam bagi banyak pihak.
Tragedi Pilu di Buduran Sidoarjo
Mengingat kembali momen kelabu itu, semuanya bermula pada Senin (29/9) sore yang seharusnya biasa saja. Ratusan santri sedang khusyuk menunaikan Salat Ashar berjemaah di gedung tiga lantai yang juga berfungsi sebagai musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny. Namun, takdir berkata lain.
Tiba-tiba, tanpa peringatan, bangunan yang konon masih dalam tahap pembangunan itu ambruk, menelan puluhan santri di dalamnya. Suara gemuruh yang memekakkan telinga seketika mengubah suasana damai menjadi kepanikan dan kekacauan yang tak terbayangkan. Jeritan dan tangisan pilu memenuhi udara.
Perjuangan Tim SAR Tanpa Henti
Penemuan jenazah ke-15 ini menjadi bukti nyata perjuangan tanpa henti tim SAR gabungan. Jenazah tersebut berhasil dievakuasi dari sektor A2, area depan reruntuhan, pada Sabtu (4/10) pukul 14.35 WIB, setelah berhari-hari pencarian yang melelahkan. Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, selaku On Scene Commander (OSC), terus memimpin operasi ini dengan penuh dedikasi.
Proses evakuasi tidaklah mudah, tim harus berhadapan dengan tumpukan puing beton dan material bangunan yang berat dan berbahaya. Fokus pembersihan kini diarahkan ke sisi utara, pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama, demi memastikan setiap sudut reruntuhan bisa dijangkau. Setiap jengkal reruntuhan diperiksa dengan harapan menemukan tanda-tanda kehidupan.
Hingga Sabtu siang, total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 119 orang. Dari jumlah tersebut, 104 orang ditemukan dalam kondisi selamat, namun 15 lainnya harus meregang nyawa dalam tragedi mengerikan ini. Ironisnya, masih ada 48 korban yang belum ditemukan, meninggalkan keluarga dalam penantian cemas yang tak berujung.
Jenazah korban yang baru ditemukan segera dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi lebih lanjut oleh tim DVI Polda Jatim. Setiap identifikasi adalah momen pahit bagi keluarga yang berharap, namun juga takut akan kebenaran yang terungkap. Mereka hanya bisa berdoa agar orang terkasih mereka segera ditemukan, dalam kondisi apa pun.
Mengapa Gedung Itu Runtuh? Pertanyaan yang Menggantung
Tragedi ini tentu saja memunculkan banyak pertanyaan kritis di benak publik. Bagaimana bisa sebuah gedung yang masih dalam tahap pembangunan digunakan untuk aktivitas ibadah berjemaah dengan ratusan santri di dalamnya? Apakah standar keamanan dan prosedur pembangunan telah dipatuhi dengan benar?
Pentingnya investigasi mendalam dan transparan menjadi krusial untuk mengungkap penyebab pasti ambruknya gedung ini. Tanggung jawab harus ditegakkan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan, dan agar keadilan bagi para korban dapat terpenuhi. Masyarakat menuntut jawaban yang jelas dan tindakan nyata.
Duka Mendalam Selimuti Sidoarjo
Seluruh Sidoarjo, bahkan Indonesia, merasakan duka mendalam atas tragedi ini. Ucapan belasungkawa dan doa terus mengalir dari berbagai penjuru, menunjukkan solidaritas yang kuat di tengah musibah. Para santri yang selamat mungkin mengalami trauma mendalam, sementara keluarga korban meninggal dunia harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan orang terkasih.
Dampak psikologis dari kejadian ini tidak bisa dianggap remeh, perlu ada dukungan dan pendampingan bagi mereka yang terdampak. Komunitas pesantren, keluarga, dan seluruh elemen masyarakat bahu-membahu mencoba menguatkan satu sama lain di masa-masa sulit ini. Ini adalah ujian bagi ketahanan dan kebersamaan.
Harapan di Tengah Reruntuhan
Meskipun di tengah duka dan keputusasaan, harapan untuk menemukan korban yang masih hilang tetap menyala. Tim SAR dan relawan terus bekerja tanpa lelah, siang dan malam, dengan peralatan seadanya namun semangat baja. Mereka tahu setiap detik sangat berharga dalam upaya penyelamatan.
Solidaritas dan bantuan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, organisasi kemanusiaan, hingga masyarakat umum, menjadi pilar penting dalam operasi ini. Doa dan dukungan moral terus mengiringi setiap langkah tim penyelamat, memberikan kekuatan di tengah medan yang sulit dan berbahaya. Kita semua berharap ada keajaiban yang terjadi.
Tragedi ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny adalah pengingat pahit akan pentingnya keselamatan dan pengawasan dalam setiap pembangunan. Semoga para korban yang meninggal dunia mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Mari kita doakan agar proses pencarian dan evakuasi dapat segera tuntas, dan semua korban yang belum ditemukan bisa segera diidentifikasi.
Penulis: Arya N
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 4, 2025