NEWS TNG – Jakarta digegerkan dengan penangkapan seorang predator anak di sebuah apartemen mewah di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Pelaku yang dikenal licik ini berhasil diciduk polisi pada Rabu pagi, 1 Oktober 2025, setelah melancarkan aksi bejatnya.
Penangkapan ini merupakan hasil kerja keras aparat yang mengendus jejak kejahatan pelaku. Unit apartemennya langsung digerebek dan digeledah secara menyeluruh oleh tim penyidik.
Detik-detik Penangkapan dan Bukti Mengerikan
Drama penangkapan berlangsung cepat dan terencana. Tim kepolisian langsung bergerak sigap menyisir unit apartemen pelaku di Kalibata. Suasana tegang menyelimuti saat aparat mulai menggeledah setiap sudut ruangan, mencari petunjuk penting.
Yang bikin gak habis pikir, dari penggeledahan itu, polisi menemukan dan menyita sebuah handycam. Alat ini diduga kuat dipakai pelaku untuk merekam aksi-aksi keji yang dilakukannya terhadap korban anak. So sad banget, kan?
Handycam tersebut kini menjadi barang bukti utama yang memberatkan pelaku. Penemuan ini sontak membuat tim penyidik semakin yakin dengan kejahatan yang dilakukan. Ngerinya, pelaku dengan sengaja mendokumentasikan perbuatan keji itu.
Pengakuan Pelaku dan Modus Licik
Dalam rekaman video penangkapan yang beredar, terlihat jelas bagaimana penyidik mencecar pelaku. "Semua itu dilakukan di situ? Bapak yang memvideokan dengan menggunakan HP yang kita sita?" tanya seorang penyidik, suaranya tegas dan penuh penekanan.
Dengan wajah tertunduk, pelaku menjawab singkat, "Nggak, pakai kamera yang tadi." Terungkap, kamera yang dimaksud adalah handycam yang kemudian disita dari apartemennya.
Penyidik kembali mengkonfirmasi, "Ini handycam ini, untuk bikin video itu berarti bapak taruh sini?" Dan dengan singkat, pelaku hanya bisa menjawab, "Iya." Dih, benar-benar tidak ada rasa penyesalan terlihat dari wajahnya.
Pelaku melancarkan aksinya pada Minggu, 28 September 2025 lalu. Modus yang digunakan sangat licik, yakni dengan mengiming-imingi korban anak hadiah ulang tahun agar mau datang ke apartemennya. Sebuah taktik manipulatif yang memanfaatkan kepolosan dan keinginan anak-anak.
Apartemen Disegel, Proses Hukum Berlanjut
Setelah penggeledahan selesai dan barang bukti diamankan, unit apartemen pelaku langsung dipasangi garis polisi. Ini sebagai tanda bahwa lokasi tersebut adalah tempat kejadian perkara yang sedang dalam penyelidikan intensif.
Pelaku kemudian digiring ke kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Pihak berwenang berjanji akan mengusut tuntas kasus ini demi keadilan bagi korban dan mencegah kejadian serupa terulang di kemudian hari.
Kasus ini bukan hanya sekadar berita penangkapan, tapi juga tamparan keras bagi kita semua. Ngerinya, kejahatan seperti ini bisa terjadi di mana saja, bahkan di lingkungan yang kita anggap aman seperti apartemen. Ini adalah alarm bagi para orang tua dan seluruh elemen masyarakat.
Psikolog anak sering mengingatkan, modus predator semakin canggih. Mereka tak segan memanfaatkan momen-momen spesial atau iming-iming hadiah untuk mendekati korban. Oleh karena itu, komunikasi terbuka antara orang tua dan anak menjadi kunci utama dalam pencegahan.
Penting bagi kita untuk mengajarkan anak-anak tentang batasan tubuh mereka dan siapa saja yang boleh menyentuh. Juga, selalu awasi interaksi anak di dunia maya maupun nyata. Jangan sampai mereka menjadi target empuk para pelaku keji ini. Gak habis pikir bagaimana seseorang bisa tega melakukan hal sekeji itu.
Semoga dengan penangkapan ini, ada efek jera yang kuat bagi pelaku dan menjadi peringatan bagi predator lainnya. Dan yang paling penting, semoga korban mendapatkan pendampingan psikologis yang memadai untuk memulihkan trauma yang mendalam. Keadilan harus ditegakkan seadil-adilnya.
Penulis: Dyandra
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 1, 2025















