Seedbacklink affiliate

Bikin Kaget! Truk ODOL Masih ‘Pesta’ di Jalan Tol, Menteri PU Beberkan Dampak Ngeri yang Bikin Kamu Rugi!

Truk dengan muatan berlebih (ODOL) di jalan, menyebabkan potensi bahaya.
Truk ODOL masih marak, menjadi perhatian serius pemerintah terkait kerusakan jalan.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Pernahkah kamu merasa jalan tol yang mulus tiba-tiba jadi bergelombang atau macet tanpa sebab yang jelas? Atau mungkin kamu sering melihat truk-truk besar yang sepertinya membawa muatan berlebihan melaju di sampingmu? Nah, ternyata ada satu masalah serius yang jadi biang keroknya: truk ODOL. ODOL itu singkatan dari Over Dimension Over Load, alias truk yang dimensinya kelebihan atau muatannya melebihi batas.

Masalah truk ODOL ini bukan cuma bikin pusing pengguna jalan, tapi juga jadi perhatian serius pemerintah. Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, baru-baru ini mengungkapkan bahwa truk-truk ODOL masih banyak banget beredar di jalan tol kita. Dampaknya? Wah, kata beliau, "nggak main-main" dan bisa bikin kita semua rugi.

ODOL: Ancaman Nyata di Jalan Tol

Dalam sebuah Rapat Panja Pengawasan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol bersama Komisi V DPR RI, Dody Hanggodo membeberkan tantangan besar yang dihadapi dalam penyelenggaraan jalan tol di Indonesia. Salah satu tantangan paling mendesak adalah maraknya kendaraan ODOL yang seolah tak ada habisnya.

"Kita tidak dapat mungkiri bahwa masih banyak kendaraan yang over load dan over dimension yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan pemenuhan jalan tol," tegas Dody dalam rapat yang berlangsung pada Rabu (24/9/2025) itu. Ini menunjukkan bahwa masalah ODOL bukan sekadar isu kecil, melainkan penghalang utama bagi kenyamanan dan keamanan kita di jalan tol.

Data Mengejutkan: Seberapa Banyak Truk ODOL di Jalan Tol?

Kalau kamu pikir truk ODOL itu cuma segelintir, siap-siap kaget! Data terbaru menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Dari pemantauan Weight in Motion (WIM) yang dilakukan oleh Jasa Marga, pada tahun 2024 saja, ada sekitar 3.074 kendaraan non-golongan I yang terdeteksi overload.

Angka ini berarti sekitar 19,72 persen dari total 15.951 kendaraan non-golongan I yang melintas per hari. Bayangkan, hampir seperlima dari truk dan bus yang kamu lihat di jalan tol itu ternyata membawa muatan berlebihan! Ini tentu bukan angka yang bisa dianggap remeh.

Situasi serupa juga dilaporkan oleh Hutama Karya. Untuk periode tahun 2023-2024, kendaraan yang terdeteksi overload mencapai persentase yang lebih tinggi lagi di beberapa golongan. Misalnya, untuk golongan II mencapai 5,5 persen, golongan III melonjak drastis hingga 41,8 persen, golongan IV sekitar 28,5 persen, dan golongan V di angka 26,1 persen.

Data ini jelas menunjukkan bahwa masalah ODOL sudah sangat meresap dan terjadi di berbagai jenis kendaraan berat. Persentase yang tinggi, terutama di golongan III, IV, dan V, menandakan bahwa banyak sekali truk besar yang berpotensi merusak jalan dan membahayakan pengguna jalan lainnya.

Dampak Ngeri ODOL: Bukan Sekadar Macet Biasa

Menteri Dody Hanggodo menegaskan bahwa dampak dari truk ODOL ini benar-benar "nggak main-main" dan merugikan banyak pihak. Bukan hanya sekadar bikin macet, tapi juga bisa berujung pada hal-hal yang lebih fatal.

1. Jalan Rusak Lebih Cepat

Salah satu dampak paling nyata adalah mempercepat kerusakan dini perkerasan jalan. Bayangkan saja, jalan tol yang dirancang untuk menahan beban tertentu, harus menanggung beban yang jauh melebihi kapasitasnya setiap hari. Akibatnya, aspal jadi cepat retak, berlubang, dan bergelombang. Ini tentu bikin perjalananmu jadi tidak nyaman dan berisiko.

2. Bikin Macet dan Antrean Panjang

Truk ODOL cenderung bergerak lebih lambat, terutama saat menanjak atau berbelok. Hal ini otomatis memperlambat laju kendaraan lain di belakangnya, menyebabkan antrean panjang dan kemacetan. Waktu tempuh yang seharusnya singkat jadi molor, bikin kamu telat sampai tujuan atau kehilangan waktu berharga.

3. Biaya Perawatan Jalan Melonjak

Kerusakan jalan yang dipercepat oleh truk ODOL tentu saja membutuhkan perbaikan yang lebih sering dan lebih mahal. Biaya pemeliharaan jalan tol jadi naik drastis. Pada akhirnya, biaya ini bisa saja dibebankan kembali kepada pengguna jalan melalui kenaikan tarif tol, atau diambil dari pajak yang kita bayarkan. Jadi, kita semua yang rugi!

4. Risiko Kecelakaan Maut Meningkat

Ini adalah dampak paling serius dan mengancam nyawa. Truk ODOL memiliki jarak pengereman yang lebih panjang dan stabilitas yang buruk, terutama saat bermanuver atau di jalan menurun. Jika terjadi pengereman mendadak atau kehilangan kendali, potensi kecelakaan dengan korban jiwa sangat tinggi. Bayangkan jika truk sebesar itu menabrak kendaraan kecil di depannya, dampaknya bisa sangat fatal.

5. Polusi Udara Semakin Parah

Kendaraan yang overload membutuhkan tenaga ekstra untuk bergerak, yang berarti mesin bekerja lebih keras dan membakar lebih banyak bahan bakar. Pembakaran yang tidak efisien ini menghasilkan emisi gas buang yang lebih banyak, memperburuk kualitas udara dan berkontribusi pada polusi.

Strategi Pemerintah Melawan Truk ODOL

Melihat dampak yang begitu besar, pemerintah tentu tidak tinggal diam. Berbagai strategi telah disiapkan untuk mengatasi masalah truk ODOL yang masih merajalela di jalan tol. Salah satu fokus utamanya adalah pengawasan dan penindakan yang lebih ketat.

Teknologi Canggih: WIM, ETLE, dan BLUe

Untuk menghadapi tantangan ini, Kementerian PU telah memasang alat timbang kendaraan canggih yang disebut Weight in Motion (WIM) di beberapa ruas tol. Alat ini bisa mendeteksi berat kendaraan saat melaju tanpa harus berhenti, sehingga proses identifikasi truk ODOL jadi lebih efisien.

Di Pulau Sumatera, sudah terpasang 26 titik WIM. Hebatnya, 14 titik di antaranya sudah terintegrasi dengan sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) dari kepolisian dan sistem Blacklist Overload Underload (BLUe) dari Kementerian Perhubungan. Ini berarti, truk ODOL yang terdeteksi bisa langsung ditindak secara otomatis.

Sementara itu, untuk ruas-ruas jalan tol di Pulau Jawa, total 14 titik WIM telah dipasang. Lima titik di antaranya juga sudah terintegrasi dengan ETLE dan BLUe. Integrasi ini diharapkan dapat menciptakan efek jera bagi para pengemudi dan pemilik armada yang masih nekat melanggar aturan muatan.

Dengan adanya teknologi ini, pemerintah berharap dapat menekan angka truk ODOL secara signifikan. Pengawasan yang lebih canggih dan penindakan yang terintegrasi akan membuat para pelanggar sulit lolos. Ini adalah langkah maju untuk menciptakan jalan tol yang lebih aman, nyaman, dan bebas dari ancaman ODOL.

Masa Depan Jalan Tol Kita

Masalah truk ODOL memang kompleks, melibatkan banyak pihak mulai dari pengemudi, pemilik armada, hingga penegak hukum. Namun, dengan komitmen pemerintah dan penggunaan teknologi yang tepat, kita bisa berharap jalan tol kita akan semakin bebas dari ancaman ini.

Sebagai pengguna jalan, kita juga bisa berperan aktif. Laporkan jika melihat truk yang mencurigakan atau berpotensi ODOL. Dengan begitu, kita turut berkontribusi dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan bersama di jalan tol. Mari bersama-sama wujudkan jalan tol yang aman, nyaman, dan efisien untuk semua!

Penulis: Farah Novianti

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 24, 2025

Promo Akad Nikah Makeup