NEWS TANGERANG– Marc Marquez kembali jadi sorotan utama, bukan cuma karena kecepatan di lintasan, tapi juga selebrasi ikoniknya di Sirkuit Misano, San Marino, akhir pekan lalu. Pembalap Ducati ini sukses bikin geger dengan meniru gaya Lionel Messi. Ia mengangkat dan memperlihatkan wearpack-nya ke arah tribun lawan, persis seperti Messi merayakan gol ke gawang Real Madrid di Bernabeu pada 2017 silam. Aksi ini langsung viral dan memicu perbincangan hangat di kalangan penggemar MotoGP.
Selebrasi Ikonik yang Bikin Geger Misano
Apa sih alasan di balik aksi unik ala mantan bintang FC Barcelona ini? Selebrasi "jemur wearpack" itu ternyata bukan sekadar gaya-gayaan atau spontanitas belaka. Ada pesan mendalam dan sejarah panjang yang melatarbelakangi tindakan Marquez di hadapan ribuan penonton Misano.
Momen ini menjadi puncak dari ketegangan yang sudah lama terpendam. Marquez, yang dikenal dengan julukan "Baby Alien," memang selalu punya cara sendiri untuk menjawab kritik dan tekanan, baik di dalam maupun di luar lintasan.
Bukan Tanpa Alasan: Rivalitas Abadi yang Membara
Di Misano, yang notabene adalah kandang rival abadinya, Valentino Rossi, Marquez memang sering dapat sambutan yang kurang menyenangkan. Sirkuit ini punya ikatan emosional yang sangat kuat dengan The Doctor, sehingga setiap kali Marquez mengaspal di sana, atmosfer permusuhan kerap terasa begitu kental.
Meski Rossi sudah gantung helm dari balap MotoGP, bara api rivalitas antara keduanya masih terasa panas hingga sekarang. Sentimen fans Rossi terhadap Marquez masih sangat kuat, menjadikan Misano panggung di mana emosi penonton seringkali meluap-luap dan sulit dikendalikan.
Momen Dramatis di Sprint Race: Cemoohan Jadi Motivasi
Puncak ketegangan terjadi di sesi balap sprint MotoGP San Marino. Saat itu, Marquez sedang memimpin balapan dengan performa impresif, menunjukkan dominasinya di lintasan. Namun, nasib berkata lain, ia mengalami crash dan terjatuh dari motornya, sebuah insiden yang langsung memicu reaksi heboh dari publik Misano.
Alih-alih bersimpati, penonton di Misano justru sorak sorai kegirangan melihat Marquez terkapar. Momen ini bahkan terekam jelas oleh kamera televisi, yang sempat menyorot dua penonton mengacungkan jari tengah ke arahnya. Rekaman lain juga memperlihatkan Valentino Rossi dan rombongannya ikut bereaksi terhadap momen tersebut, menambah bumbu drama di tengah insiden yang sudah dramatis.
Inspirasi dari Sang Legenda: Messi Jadi Panutan Marquez
Menghadapi situasi penuh tekanan dan cemoohan yang begitu terang-terangan, Marquez memilih cara yang elegan namun menohok untuk membalas. Ia tak terpancing emosi, melainkan mengubah cemoohan itu menjadi bahan bakar motivasi. Setelah berhasil membungkam keraguan dan meraih kemenangan gemilang di balap hari Minggu, Marquez pun melancarkan selebrasi "jemur wearpack" yang kini viral.
Marquez mengaku terinspirasi langsung dari Lionel Messi, sang mega bintang sepak bola yang dikenal selalu menjawab kritik dengan performa di lapangan. Bagi Marquez, Messi adalah contoh nyata bagaimana seorang atlet sejati menghadapi tekanan dan mengubahnya menjadi kekuatan. Ia melihat Messi sebagai panutan yang selalu menunjukkan kelasnya, baik di dalam maupun di luar lapangan, dengan perilaku yang selalu profesional.
Pesan Tersirat dari Sang Juara
"Saya selalu mengatakan bahwa Messi telah menjadi panutan (saya), baik di dalam maupun di luar lapangan," ujar Marc Marquez dalam wawancara dengan DAZN, dikutip Kamis (18/9). "Dia selalu ada di saat-saat sulit, dia membungkam kritik dengan kelasnya, dia selalu berperilaku seperti seorang pria sejati," sambung Marquez, memuji etos kerja dan karakter Messi yang luar biasa.
Marquez juga jujur mengakui bahwa ia sempat melihat hiruk pikuk di media sosial yang membahas reaksi penonton Misano usai dirinya terjatuh di balap sprint. Momen itu justru semakin memicu semangatnya untuk tampil maksimal dan meraih kemenangan di balap utama. Dan ketika berhasil mewujudkannya, ia pun merayakannya dengan gaya yang tak akan terlupakan, meninggalkan kesan mendalam bagi para penggemar dan pembencinya.
"Mustahil untuk meniru Messi, tapi tadi malam (setelah sprint) saya melihat sedikit apa yang dikatakan di media sosial, karena Anda tidak bisa sepenuhnya melepaskan diri," jelas Marquez. "Dan saya (hari Minggu) merayakannya dengan gaya (jemur baju) Messi, meskipun saya jauh dari seperti dia," tambahnya merendah, namun tetap bangga dengan pesan yang ia sampaikan melalui selebrasi tersebut.
Simbol Perlawanan di Lintasan
Selebrasi ini bukan hanya sekadar tiruan, melainkan simbol perlawanan Marquez terhadap tekanan dan provokasi dari publik Misano. Ini adalah cara cerdas untuk menunjukkan bahwa ia tak gentar, bahkan di tengah lautan cemoohan yang dialamatkan kepadanya. Pesan yang ingin disampaikan jelas: kritik dan kebencian justru membuatnya semakin kuat dan termotivasi untuk meraih hasil terbaik.
Publik Italia memang dikenal kurang ramah terhadap Marquez, terutama sejak insiden kontroversial dengan Valentino Rossi di masa lalu. Misano bukan satu-satunya sirkuit di mana ia mendapat sambutan dingin. Sebelumnya, rider dengan enam gelar juara dunia MotoGP ini juga merasakan atmosfer serupa di Mugello, sirkuit Italia lainnya.
Ketika memenangi sprint MotoGP Italia, Marquez juga sempat dicemooh oleh sebagian penonton. Kondisi ini bahkan sampai membuat bos Ducati, Davide Tardozzi, harus turun tangan menegur penonton yang mencemooh pembalap timnya sendiri. Ini menunjukkan betapa kuatnya sentimen anti-Marquez di kalangan fans Italia tertentu, yang membuat setiap kemenangannya di sana terasa lebih manis.
Marquez Membalas dengan Gaya
Dengan gaya khasnya yang penuh perhitungan, Marquez membuktikan bahwa ia lebih memilih berbicara di lintasan ketimbang terpancing provokasi. Setiap aksinya di trek adalah jawaban paling tegas atas segala keraguan dan kebencian yang ditujukan kepadanya. Selebrasi "jemur baju" ala Messi ini pun menjadi pesan menohok yang tak perlu kata-kata, sebuah deklarasi yang kuat dari seorang juara.
Ini adalah deklarasi bahwa sang "Baby Alien" tak akan menyerah pada tekanan. Ia akan terus berjuang, membuktikan diri, dan merayakan kemenangannya dengan cara yang paling berkesan, meninggalkan jejak tak terlupakan di sejarah MotoGP. Sebuah momen yang tak hanya jadi sejarah di MotoGP, tapi juga pelajaran berharga tentang mental juara sejati yang mampu mengubah cemoohan menjadi motivasi kemenangan.
Penulis: Farah Novianti
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 18, 2025