NEWS TANGERANG– Sobat NewsTangerang, dunia investasi baru saja digemparkan dengan kabar besar dari Omaha. Berkshire Hathaway, konglomerat investasi milik miliarder legendaris Warren Buffett, secara resmi telah mengakhiri petualangan investasinya di produsen kendaraan listrik (EV) raksasa asal Tiongkok, BYD. Ini bukan sekadar jual beli saham biasa, melainkan penutupan babak investasi panjang yang sangat menguntungkan.
Bayangkan, investasi yang telah berlangsung selama 17 tahun ini berhasil tumbuh lebih dari 20 kali lipat dari modal awal. Ngeri banget, kan? Angka profit yang fantastis ini tentu saja bikin banyak investor, termasuk kita, jadi penasaran dan mungkin sedikit "ngiler" melihat cuan sebesar itu.
Perjalanan Investasi Fenomenal: Dari US$230 Juta Jadi Miliaran
Kisah cinta Warren Buffett dengan BYD dimulai jauh sebelum era kendaraan listrik booming seperti sekarang. Tepatnya pada tahun 2008, saat banyak orang mungkin belum melirik potensi EV, Buffett sudah melihatnya. Ia mengucurkan dana sebesar US$230 juta untuk mengakuisisi sekitar 225 juta lembar saham BYD.
Pada saat itu, kepemilikan tersebut setara dengan 10% saham perusahaan. Sebuah langkah berani dari "Oracle of Omaha" yang memang terkenal dengan visinya yang jauh ke depan dan kemampuannya melihat nilai tersembunyi.
Selama hampir dua dekade, Berkshire Hathaway setia mendampingi BYD. Mereka menyaksikan bagaimana BYD tumbuh dari pemain lokal menjadi raksasa global yang kini menjadi pesaing serius bagi Tesla. Loyalitas dan kesabaran Buffett terbukti membuahkan hasil yang luar biasa.
Strategi Cuan ala Buffett: Kapan Waktunya Cabut?
Namun, semua kisah ada akhirnya. Sejak Agustus 2022, Berkshire Hathaway mulai secara bertahap mengurangi kepemilikan sahamnya di BYD. Ini adalah sinyal awal bahwa sang investor kawakan mulai merasa sudah saatnya untuk merealisasikan keuntungan.
Dilansir dari berbagai sumber finansial, penasihat khusus untuk BYD, Alfredo Altavilla, mengonfirmasi bahwa Buffett memang telah meraup keuntungan 20 kali lipat dari modal yang diinvestasikannya. Sebuah pencapaian yang membuktikan kejeniusan Buffett dalam memilih aset dan menentukan waktu yang tepat.
Li Yunfei, salah satu petinggi BYD, melalui akun Weibo resminya, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Berkshire atas investasi, bantuan, dan persahabatannya selama 17 tahun. Ia menyebut penjualan saham ini sebagai hal yang lumrah dalam dunia investasi. "Berinvestasi dalam saham melibatkan pembelian dan penjualan, yang benar-benar normal… Kami berterima kasih atas pengakuan Charlie Munger dan Warren Buffett atas BYD, serta atas investasi, dukungan, dan persahabatan selama 17 tahun terakhir… Pujilah semua orang percaya jangka panjang!" tulis Li Yunfei.
BYD di Persimpangan Jalan: Ada Apa di Balik Keputusan Ini?
Keputusan Buffett untuk melepas BYD tentu saja memicu banyak pertanyaan. Apakah ini murni strategi profit-taking, atau ada faktor lain yang melatarinya? Jika kita melihat kondisi BYD belakangan ini, ada beberapa petunjuk menarik.
BYD, yang selama ini dikenal sebagai "raja" EV di Tiongkok, mengalami penurunan laba kuartalan untuk pertama kalinya dalam tiga setengah tahun terakhir. Ini terjadi di tengah ekspansi yang terhambat dan kampanye pemerintah melawan perang harga yang semakin sengit di pasar EV.
Penjualan domestik BYD, yang menyumbang hampir 80% dari total pengiriman globalnya, juga menunjukkan tren menurun. Angka penjualan tercatat turun selama empat bulan berturut-turut di bulan Agustus. So sad, bukan?
Situasi ini membuat BYD harus merevisi target penjualan tahunannya. Mereka memangkas target hingga 16% menjadi 4,6 juta kendaraan. Penurunan laba dan revisi target ini menunjukkan bahwa BYD sedang menghadapi tantangan serius di pasar yang semakin kompetitif.
Pelajaran Berharga untuk Sobat NewsTangerang
Dari kisah Warren Buffett dan BYD ini, ada banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil, Sobat NewsTangerang. Pertama, pentingnya visi jangka panjang. Buffett berinvestasi saat BYD masih "kecil" dan menunggu hingga perusahaan itu tumbuh menjadi raksasa. Ini adalah esensi dari investasi nilai.
Kedua, tahu kapan harus keluar. Meskipun BYD adalah perusahaan yang hebat, seorang investor ulung seperti Buffett tahu kapan saatnya untuk merealisasikan keuntungan maksimal. Ini bukan berarti ia tidak percaya lagi pada BYD, tetapi lebih kepada strategi manajemen portofolio.
Ketiga, selalu perhatikan kondisi pasar dan fundamental perusahaan. Penurunan laba dan penjualan BYD mungkin menjadi salah satu faktor pertimbangan bagi Berkshire untuk melepas sebagian besar sahamnya. Ini menunjukkan bahwa bahkan perusahaan besar pun bisa menghadapi tantangan.
Jadi, meskipun Warren Buffett sudah cabut dengan cuan yang bikin geleng-geleng kepala, kisah BYD dan pasar EV masih sangat menarik untuk diikuti. Siapa tahu, ada peluang "mantap bos" lainnya yang bisa kita temukan di masa depan!
Penulis: Farah Novianti
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 1, 2025