NEWS TANGERANG– Bayangkan, tiba-tiba Bandara Internasional Soekarno-Hatta dikepung asap tebal dan kepanikan melanda. Ngeri banget, kan? Tapi tenang, itu cuma simulasi, kok! PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat baru saja menggelar latihan keadaan darurat berskala besar di area vital bandara tersebut, pada Jumat, 3 Oktober 2025, dilansir situs Tangerangnews.com.
Kegiatan yang bertajuk Latihan Organisasi Keadaan Darurat (OKD) Level Satu ini bukan sekadar latihan biasa. Ini adalah uji coba kesigapan yang melibatkan banyak pihak, mulai dari aparat keamanan, pengelola bandara, hingga unsur masyarakat sekitar. Tujuannya jelas, untuk memastikan semua elemen siap menghadapi insiden tak terduga yang bisa mengancam keselamatan.
Skenario Darurat yang Bikin Deg-degan
Skenario yang dimainkan kali ini benar-benar bikin deg-degan dan menguji adrenalin. Diceritakan, terjadi kebocoran avtur di salah satu tangki akibat kegagalan sistem kontrol yang fatal. Situasi ini langsung memicu kebakaran hebat di terminal bahan bakar bandara.
Ngerinya, peristiwa ini bukan cuma soal api. Dampak domino yang ditimbulkan sangat luas, mengganggu kegiatan operasional di seluruh bandara dan memicu keresahan masyarakat sekitar. Bahkan, saking paniknya, muncul aksi protes dari warga yang khawatir akan keselamatan mereka.
Uji kesiapsiagaan ini juga tidak main-main, lho. Sistemnya terkoneksi langsung dengan Emergency Command Centre di Regional Jawa Bagian Barat dan tim penanggulangan darurat Integrated Terminal Jakarta. Ini menunjukkan betapa seriusnya Pertamina dalam menghadapi potensi krisis.
Siapa Saja yang Terlibat? Ini Dia Daftarnya!
Latihan ini melibatkan sederet pihak yang punya peran krusial dalam penanganan darurat. Ada Damkar Kota Tangerang yang siap memadamkan api, serta ARFF Bandara Soetta (Airport Rescue and Fire Fighting) yang memang spesialis pemadam kebakaran di lingkungan bandara.
Selain itu, Aviation Security (Avsec) juga turut serta untuk mengamankan area dan mengelola kerumunan. Apron Movement Control (AMC) bertugas memastikan pergerakan pesawat dan kendaraan di apron tetap terkendali, sementara Airnav JATSC (Jakarta Air Traffic Service Center) menjaga kelancaran lalu lintas udara. Kolaborasi ini so pasti jadi kunci sukses penanganan darurat.
Tak ketinggalan, sejumlah pejabat penting juga hadir untuk menyaksikan langsung jalannya simulasi ini. Mereka adalah Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional JBB Freddy Anwar, General Manager Angkasa Pura Bandara Soekarno-Hatta Dwi Ananda Wicaksana, dan Manager SHAFTHI Ady Hafriady.
Hadir pula Kepala BBKK Soekarno-Hatta Naning Nugrahini, serta Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta Kombes Pol Ronald F.C. Sipayung. Kehadiran para bos ini menunjukkan betapa pentingnya latihan ini bagi semua pihak yang terlibat dalam operasional bandara.
Kenapa Latihan Ini Penting Banget?
Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Freddy Anwar, menjelaskan bahwa latihan ini adalah bagian integral dari strategi mitigasi risiko perusahaan. "Tujuannya tentu untuk memastikan seluruh pekerja di lokasi siap, sigap, dan waspada dalam menghadapi berbagai situasi," ujarnya.
Ia juga menambahkan harapannya, "Melalui latihan ini, teman-teman semua bisa lebih tanggap dan terlatih dalam menjalankan prosedur keselamatan kerja secara maksimal." Jadi, bukan cuma tahu teori, tapi juga jago praktik di lapangan.
Manager SHAFTHI, Ady Hafriady, menambahkan bahwa skenario latihan dirancang khusus untuk menguji kesigapan semua pihak di lapangan saat terjadi kondisi darurat. Ini bukan sekadar formalitas, tapi benar-benar simulasi yang mendekati kondisi nyata.
"Melalui simulasi ini, Pertamina menunjukkan komitmennya untuk terus meningkatkan standar keselamatan kerja," kata Ady. Ia juga menegaskan bahwa latihan ini memastikan operasional tetap andal dan aman bagi semua pemangku kepentingan, termasuk para penumpang dan masyarakat.
Komitmen Pertamina: Keselamatan Nomor Satu!
Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Susanto August Satria, menekankan bahwa latihan ini digelar agar setiap pekerja mampu bertindak secara cepat dan tepat. Ini penting banget, karena dalam situasi darurat, setiap detik sangat berharga.
"Upaya kalau suatu saat terjadi keadaan darurat, kita sudah tahu harus berbuat apa," pungkas Susanto. Ia juga menegaskan bahwa ini adalah bagian dari upaya Pertamina menjaga keselamatan dan memastikan semua berjalan sesuai prinsip HSSE (Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan Kerja).
Latihan ini membuktikan bahwa Pertamina tidak main-main dalam menjaga keselamatan operasionalnya, terutama di fasilitas vital seperti bandara. Dengan kesiapan yang matang, diharapkan segala potensi insiden bisa ditangani dengan cepat dan efektif, demi keamanan kita semua. Mantap!
Penulis: Ifan R
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 3, 2025