NEWS TANGERANG– Program makan bergizi gratis, sebuah inisiatif mulia yang bertujuan memastikan asupan nutrisi optimal bagi anak-anak, kini menghadapi sorotan tajam di Kabupaten Tangerang. Sebuah fakta mengejutkan terkuak: puluhan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi garda terdepan dalam menyajikan hidangan sehat ini, ternyata belum mengantongi sertifikat laik higienis dan sanitasi (SLHS). Kondisi ini tentu memicu pertanyaan besar tentang standar keamanan pangan yang disajikan kepada generasi penerus bangsa.
Program Makan Bergizi Gratis: Niat Baik, Tantangan Besar
Inisiatif makan bergizi gratis dirancang khusus untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu atau membutuhkan asupan nutrisi tambahan. Di Kabupaten Tangerang sendiri, program vital ini telah berjalan dan melibatkan 63 SPPG yang tersebar di berbagai wilayah. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam menyiapkan, mengolah, dan mendistribusikan makanan sehat setiap harinya, memastikan setiap porsi memenuhi standar gizi yang diharapkan.
Namun, di balik niat baik dan tujuan mulia tersebut, muncul sebuah fakta yang cukup bikin "gak habis fikir" dan mengundang kekhawatiran. Sebanyak 63 SPPG ini, yang setiap hari berinteraksi langsung dengan bahan makanan mentah, proses pengolahan, hingga penyajian, ternyata belum satupun yang memiliki SLHS. Ini adalah sebuah sertifikat krusial yang menjadi jaminan standar kebersihan dan keamanan pangan.
Terungkap: Puluhan Dapur Tanpa Sertifikat Higienis!
Kondisi mengejutkan ini diakui langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi. "Iya memang semuanya belum, kita ada 63 SPPG, itu juga bukan di Kabupaten Tangerang aja," ujarnya, dilansir dari TANGERANGNEWS.com. Pernyataan transparan ini sontak memunculkan gelombang kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama para orang tua yang anak-anaknya menjadi penerima manfaat program makan gratis ini.
Meskipun belum bersertifikat, seluruh SPPG di Kabupaten Tangerang masih terus beroperasi. Namun, pihak Dinas Kesehatan kini tengah berupaya keras dan proaktif mendorong para pengelola dapur untuk segera mengurus penerbitan SLHS. Ini bukan sekadar urusan administrasi atau formalitas belaka, melainkan sebuah langkah vital dan mendesak untuk melindungi kesehatan dan keselamatan setiap anak yang mengonsumsi makanan dari program ini.
Kenapa Sertifikat Higienis Penting Banget? Ini Alasannya!
Sertifikat laik higienis dan sanitasi (SLHS) bukan hanya selembar kertas biasa yang bisa diabaikan. Dokumen ini adalah bukti konkret bahwa sebuah dapur atau tempat pengolahan makanan telah memenuhi standar kebersihan dan keamanan yang ketat, sesuai regulasi yang berlaku. Tanpa SLHS, risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan, mulai dari diare ringan hingga keracunan makanan yang parah, menjadi jauh lebih tinggi.
Hendra Tarmizi menegaskan bahwa sertifikat ini menjadi syarat fundamental untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. "Dari dulu nggak ada (SLHS), sekarang nih kita yang manggil mereka (SPPG) karena ada kasus-kasus yang keracunan itu kan di daerah lain," tuturnya. Pengalaman pahit dari kasus keracunan makanan di daerah lain menjadi pelajaran berharga yang mendorong Pemkab Tangerang untuk bertindak cepat dan preventif. "Ngerinya" kalau sampai kejadian serupa terulang di sini, tentu akan sangat disayangkan. Ini adalah isu yang "penting banget" dan tidak bisa ditawar.
Proses Ribet Demi Keamanan: Begini Cara Dapur Dapat Sertifikat
Mendapatkan SLHS memang bukan perkara mudah atau instan, tapi ini adalah investasi demi kebaikan dan keamanan bersama. Proses penerbitan sertifikat ini membutuhkan tahapan administrasi dan verifikasi lapangan yang sangat ketat dan berlapis. Para pengelola dapur wajib melengkapi berbagai dokumen penting, salah satunya adalah surat ketetapan pendirian SPPG dari Badan Gizi Nasional (BGN).
Setelah semua dokumen administrasi dinyatakan lengkap dan valid, tim dari Dinas Kesehatan akan turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengecekan menyeluruh. Mereka akan memeriksa berbagai aspek krusial secara detail, mulai dari kondisi fisik dapur, kebersihan area pengolahan, bagaimana bahan makanan disimpan, hingga cara pengolahan makanan yang dilakukan. Bahkan, proses distribusi makanan dari dapur hingga sampai ke tangan penerima juga tak luput dari pengawasan ketat, termasuk waktu pengantaran yang harus diperhatikan agar makanan tetap segar dan aman.
Uji Lab dan Waktu Tunggu: Demi Makanan Aman di Meja Makan
Tak hanya inspeksi visual dan pengecekan prosedur, Dinas Kesehatan juga mengambil langkah lebih jauh dengan melakukan uji laboratorium. Ini adalah tahapan ilmiah yang sangat penting. Sampel makanan yang telah diolah, bahkan sampel air yang digunakan oleh SPPG untuk memasak dan mencuci, akan diambil untuk diuji secara mendalam di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Ini adalah tahapan krusial untuk memastikan tidak ada kontaminasi bakteri berbahaya, virus, atau zat kimia yang bisa membahayakan kesehatan.
"Mungkin airnya dan bahan makanannya kita ambil sampel, diperiksa di lab kesda, dan itu butuh waktu 2 minggu biasanya," kata Hendra. Proses analisis di laboratorium ini memang memakan waktu, namun hasilnya sangat fundamental untuk menjamin keamanan pangan secara objektif. Setelah semua syarat terpenuhi, mulai dari kelengkapan administrasi, hasil verifikasi lapangan yang memuaskan, hingga hasil uji lab yang dinyatakan aman, barulah sertifikat dapat diterbitkan. Waktu penerbitannya sendiri berkisar antara 5 hingga 13 hari kerja.
Komitmen Pemda: Dorong Percepatan Sertifikasi Demi Anak-Anak Tangerang
Situasi ini memang menantang dan membutuhkan perhatian serius, namun komitmen Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk memastikan keamanan pangan dalam program makan bergizi gratis patut diacungi jempol. Dorongan kuat dan proaktif kepada seluruh SPPG untuk segera mengurus SLHS menunjukkan keseriusan Pemda dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya anak-anak yang menjadi tulang punggung masa depan. Ini adalah langkah preventif yang sangat penting dan bertanggung jawab.
Diharapkan, dengan percepatan proses sertifikasi ini, seluruh 63 SPPG di Kabupaten Tangerang dapat segera memenuhi standar higienis dan sanitasi yang ditetapkan. Dengan begitu, program makan bergizi gratis tidak hanya memberikan asupan nutrisi yang esensial, tetapi juga jaminan keamanan dan kebersihan yang mutlak. Kesehatan anak-anak adalah investasi terbesar bagi bangsa, dan memastikan makanan yang mereka konsumsi aman adalah prioritas utama yang tidak bisa ditawar. "Mantap Bos" kalau semua dapur sudah bersertifikat, anak-anak pun bisa makan dengan tenang, sehat, dan orang tua tidak perlu lagi "so sad" memikirkan keamanan pangan buah hati mereka!
Penulis: Ifan R
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 3, 2025