Seedbacklink affiliate
Kota  

Tangerang Gempar! Maling Motor Kena Batunya, Nyaris Tewas Diamuk Massa Setelah Kepergok Warga!

Pencuri motor dirawat di RS Mitra Keluarga usai diamuk massa di Tangerang.
Pelaku pencurian motor mendapat perawatan intensif setelah dihakimi massa.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Tangerang kembali dihebohkan dengan aksi nekat seorang pencuri sepeda motor yang berujung tragis. Seorang pria tanpa identitas, yang diperkirakan berusia sekitar 30 tahun, nyaris meregang nyawa setelah dihajar habis-habisan oleh massa yang geram. Insiden dramatis ini terjadi di kawasan RS Mitra Keluarga, Kelurahan Medang, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, pada Sabtu malam, 27 September 2025.

Peristiwa menegangkan ini menjadi sorotan, bukan hanya karena keberanian pelaku, tetapi juga karena respons cepat dan amarah warga yang sudah memuncak. Cerita bermula dari sebuah teriakan panik yang memecah keheningan malam, mengisyaratkan adanya percobaan pencurian sepeda motor.

Awal Mula Ketegangan: Teriakan Panik di Basement

Malam itu, suasana di sekitar RS Mitra Keluarga, khususnya area parkir basement, sebenarnya cukup tenang seperti biasanya. Banyak kendaraan terparkir rapi, termasuk sepeda motor milik warga yang sedang beraktivitas di sekitar lokasi. Namun, ketenangan itu mendadak sirna oleh sebuah insiden yang tak terduga.

Seorang warga yang baru saja hendak mengambil motornya dikejutkan oleh pemandangan mencurigakan. Ia melihat seorang pria jongkok di dekat salah satu motor, tampak sibuk dengan kunci kontak. Naluri pertamanya langsung berteriak, dan teriakan itu menjadi pemicu keramaian yang tak terhindarkan.

Detik-detik Penangkapan: Aksi Nekat yang Berujung Sial

Pelaku, yang kemudian diketahui mencoba membobol kunci motor, tak menyadari bahwa aksinya sedang dipantau. Menurut keterangan Hanafi, seorang pengemudi ojek online yang menjadi saksi mata, pria tersebut terlihat sangat fokus pada targetnya. Hanafi sendiri saat itu sedang berada tidak jauh dari lokasi, menunggu orderan atau sekadar beristirahat.

"Waktu itu lihat dia jongkok di dekat motor saya. Pas saya teriak, orang-orang langsung datang dan menangkap dia," ungkap Hanafi dengan nada masih terkejut. Teriakan Hanafi sontak mengundang perhatian pengendara lain dan warga sekitar yang kebetulan melintas atau berada di dekat lokasi. Tanpa komando, mereka langsung bergerak cepat.

Dalam hitungan detik, pelaku yang panik mencoba melarikan diri, namun usahanya sia-sia. Kerumunan warga yang sudah mengepungnya berhasil menangkap pria tersebut. Momen penangkapan ini menjadi awal dari amukan massa yang tak terbendung, sebuah reaksi spontan dari rasa frustrasi yang terpendam.

Amukan Massa yang Tak Terbendung: “Salam Olahraga” untuk Pelaku

Begitu tertangkap, pelaku langsung menjadi sasaran kemarahan warga. Rasa geram dan jengkel yang sudah lama terpendam akibat maraknya kasus pencurian motor di wilayah Tangerang, khususnya Pagedangan, akhirnya meledak. Warga merasa bahwa aksi pencurian ini sudah sangat meresahkan dan merugikan banyak pihak.

Tanpa pikir panjang, beberapa warga mulai melayangkan pukulan ke arah pelaku. Istilah "salam olahraga" yang kerap diucapkan warga, menggambarkan bagaimana pelaku menerima hukuman jalanan dari massa yang emosi. Situasi menjadi sangat tegang, dengan teriakan dan cacian yang silih berganti.

Massa yang berkumpul semakin banyak, dan suasana semakin tidak terkendali. Pelaku terkapar, nyaris tak berdaya di tengah amukan warga yang merasa sudah kehilangan kesabaran. Ini adalah gambaran nyata bagaimana masyarakat bisa bertindak di luar batas hukum ketika merasa hak-hak mereka terancam dan keadilan sulit didapatkan.

Intervensi Cepat Polisi: Menyelamatkan dari Hukuman Jalanan

Beruntung, di tengah kericuhan, aparat kepolisian dari Polsek Kelapa Dua segera tiba di lokasi. Kehadiran mereka menjadi penyelamat bagi pelaku yang sudah babak belur. Dengan sigap, polisi menghalau massa yang masih dipenuhi amarah, mencoba menenangkan situasi yang semakin memanas.

Proses evakuasi pelaku dari kerumunan warga tidaklah mudah. Polisi harus bekerja keras untuk memastikan pelaku bisa diamankan tanpa memicu kerusuhan lebih lanjut. "Kami warga sudah geram, saat dilakukan salam olahraga, pihak kepolisian membawanya," tutur salah seorang warga, menunjukkan betapa besarnya kemarahan mereka.

Pelaku akhirnya berhasil dibawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Intervensi cepat ini mencegah terjadinya hal-hal yang lebih fatal, sekaligus mengingatkan bahwa penegakan hukum harus tetap berada di tangan aparat yang berwenang, bukan di tangan massa.

Maraknya Curanmor: Mengapa Warga Begitu Geram?

Kasus percobaan pencurian ini bukan yang pertama kali terjadi di Tangerang. Dalam beberapa waktu terakhir, kasus curanmor memang menjadi momok menakutkan bagi warga. Banyak yang sudah kehilangan kendaraan, aset berharga yang seringkali menjadi penopang hidup.

Rasa takut kehilangan, kerugian finansial, dan perasaan tidak aman inilah yang memicu reaksi keras dari masyarakat. Ketika ada pelaku yang tertangkap basah, emosi warga seringkali sulit dibendung. Mereka merasa bahwa hukuman jalanan adalah cara instan untuk memberikan efek jera, meskipun secara hukum tindakan tersebut tidak dibenarkan.

Fenomena ini juga menjadi cerminan dari tantangan besar yang dihadapi aparat kepolisian dalam memberantas kejahatan jalanan. Diperlukan upaya yang lebih masif dan terkoordinasi untuk menekan angka curanmor, sehingga rasa aman masyarakat dapat kembali pulih dan kejadian serupa tidak terulang.

Pelajaran Berharga: Tetap Waspada dan Percayakan pada Hukum

Saat ini, pelaku masih dalam pemeriksaan intensif di Polsek Kelapa Dua. Pihak kepolisian akan mendalami apakah pria tersebut beraksi sendirian atau merupakan bagian dari jaringan curanmor yang lebih besar. Hasil pemeriksaan ini diharapkan bisa mengungkap lebih banyak tentang modus operandi dan jaringan kejahatan yang meresahkan.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk selalu waspada. Parkir kendaraan di tempat yang aman, gunakan kunci ganda, dan selalu perhatikan lingkungan sekitar. Namun, di sisi lain, insiden ini juga menegaskan bahwa tindakan main hakim sendiri bukanlah solusi.

Meskipun emosi seringkali sulit dikendalikan, penting bagi kita untuk selalu menyerahkan proses hukum kepada pihak berwenang. Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah, justru bisa menimbulkan masalah baru. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman, dengan tetap menjunjung tinggi supremasi hukum.

Penulis: Ifan R

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 29, 2025

Promo Akad Nikah Makeup