NEWS TANGERANG– Warga Bekasi dibuat geger dengan ulah seorang pria berinisial W alias A (59). Selama hampir dua dekade, tepatnya sejak tahun 2005, pria paruh baya ini sukses menyamar sebagai seorang polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) dan menipu banyak orang. Modusnya? Bikin geleng-geleng kepala!
Aksi tipu-tipu W ini terbongkar setelah tiga korban melapor ke polisi. Total kerugian yang diderita ketiga korban ini mencapai Rp86 juta. Namun, pihak kepolisian meyakini bahwa jumlah korban penipuan W bisa jauh lebih banyak lagi.
Menurut keterangan polisi, pelaku memanfaatkan identitas palsunya sebagai aparat untuk mengiming-imingi korban dengan berbagai janji manis. Mulai dari mengurus kasus hukum, mencari motor hilang, hingga yang paling menggiurkan, menjanjikan jalan pintas untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Modus Operandi yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
Untuk meyakinkan para korbannya, W tak tanggung-tanggung. Ia bahkan mengenakan seragam dinas Polri lengkap dengan atributnya, yang konon dibeli dari Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Tak hanya itu, ia juga punya koleksi Kartu Tanda Anggota (KTA) palsu yang kerap diganti-ganti.
"Setiap kali KTA palsunya mati, dia bikin baru. Ada NRP tahun 63, ada juga tahun 66. Semua palsu," ungkap Kapolres Bekasi Kabupaten, Komisaris Besar Polisi Mustofa. Duit hasil kejahatannya ini, menurut pengakuan W, dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.
Betapa liciknya W, ia bisa memainkan peran sebagai polisi sungguhan dengan sangat meyakinkan. Hal ini membuat banyak orang yang sedang dalam kesulitan atau memiliki impian tertentu, mudah terjerat dalam perangkapnya.
Korban Berjatuhan, Kerugian Fantastis
Salah satu korban adalah Kasiyanto. Ia tertipu saat meminta bantuan W untuk mencari motor karyawan yang hilang. Bukannya mendapatkan motor kembali, Kasiyanto malah kehilangan uang Rp1 juta dan motor miliknya sendiri ikut raib dibawa kabur oleh W. So sad!
Korban lain, Giyatna, tergiur janji W untuk bisa lolos seleksi CPNS. Giyatna menyetor uang tunai sebesar Rp50 juta setelah W mengirimkan foto dirinya yang seolah-olah sedang berada di kantor BKN Cawang, Jakarta, sebagai bukti. Namun, setelah uang diserahkan, W menghilang begitu saja. Gak habis fikir, betapa tega W mempermainkan impian orang.
Ada pula Uun, yang meminta bantuan W agar anaknya yang sedang ditahan di Polres Bekasi Kabupaten bisa dibebaskan. W meminta uang sebesar Rp20 juta dan lagi-lagi meyakinkan Uun dengan mengenakan seragam dinas Polri. Sayangnya, janji tinggal janji, anak Uun tetap ditahan dan uangnya raib.
Ngerinya, ini hanyalah sebagian kecil dari kisah para korban yang berani melapor. Bisa dibayangkan berapa banyak lagi orang yang mungkin sudah jadi korban W selama hampir 20 tahun aksinya.
Bukan Cuma Uang, Rumah Tangga pun Hancur
Catatan buruk W ternyata tidak berhenti pada penipuan dan penggelapan uang. Polisi juga menemukan fakta mengejutkan lainnya. W disebut pernah diadukan ke Propam karena membawa kabur istri orang, yang menyebabkan rumah tangga korban hancur berantakan.
"Bahkan ada peristiwa di Sukatani, dia bawa lari istri orang sampai cerai. Waktu itu korban baru tahu kalau W ternyata bukan polisi," kata Mustofa. Ini menunjukkan betapa jauhnya dampak kejahatan W, tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga menghancurkan kehidupan pribadi orang lain.
Modus yang satu ini jelas-jelas melampaui batas. Menggunakan identitas palsu untuk menipu dan merusak rumah tangga orang lain adalah tindakan yang sangat tidak terpuji.
Akhir Petualangan Sang Polisi Gadungan
Petualangan W alias A sebagai polisi gadungan akhirnya berakhir. Ia kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polres Bekasi Kabupaten. Atas perbuatannya, W dijerat Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan Pasal 372 KUHP tentang penggelapan.
Motif di balik semua kejahatan ini, menurut pengakuan W, adalah kebutuhan ekonomi. Namun, alasan tersebut tentu tidak bisa membenarkan tindakan keji yang telah merugikan banyak orang dan menghancurkan hidup mereka. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk selalu waspada dan tidak mudah percaya pada janji-janji manis, apalagi jika menyangkut uang dan urusan penting lainnya.
Penulis: Dyandra
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 2, 2025