160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Teheran Panik: Kisah Evakuasi Mahasiswa Indonesia

NEWS TANGERANG– Ali Murtado, seorang mahasiswa berusia 20 tahun, mengalami malam paling mencekamnya selama setahun studi di Iran. Suara ledakan terdengar silih berganti saat ia menginap di Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Teheran.

Pemuda asal Gresik, Jawa Timur, yang sedang menempuh pendidikan di Al-Mustafa International University ini, menjadi salah satu Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhasil dievakuasi di tengah memanasnya konflik Iran-Israel.

Ali tiba di Indonesia pada Selasa (24/6), bersama 10 WNI lainnya yang juga berhasil dipulangkan dari Iran. Kepulangannya menjadi kisah nyata ketegangan di salah satu titik panas dunia.

Padahal, Ali biasanya tinggal di kota Qom, yang relatif aman dan jauh dari serangan Israel. Namun, beberapa waktu terakhir, situasi berubah drastis.

Ketegangan yang meningkat dan ancaman serangan membuat komunitas WNI di Iran semakin waspada. Hingga akhirnya, pesan penting tentang evakuasi muncul di grup komunikasi mereka.

“Karena kita di Iran ada grup WNI ya, kita di Teheran ada grup WNI, yang mana sebelum penyerangan Iran dan Israel itu, sebelum memanasnya, ada berita-berita di grup WNI bahwa WNI di Iran akan dievakuasi,” cerita Ali.

Mendengar kabar evakuasi WNI ini, Ali pun bergegas berangkat dari Qom menuju Teheran. Sesampainya di ibu kota Iran, ia menginap semalam di KBRI.

Sayangnya, tempat yang seharusnya menjadi zona aman justru diliputi ancaman. “Saya menginap di sana semalam, dan kondisi di sana cukup mencekam karena ada serangan dari Israel di beberapa saat, dan berhenti beberapa saat, dan kadang-kadang lanjut,” ungkap Ali.

Ia juga membenarkan sempat mendengar ledakan-ledakan keras malam itu. Meski begitu, Ali bersyukur tidak ada serangan yang mengenai area di sekitar KBRI.

“Saya lihat kemarin, tidak ada yang masuk ke memukul tanah lah, masuk ke dalam tanah karena serangan berhasil ditepis oleh drone Iran,” katanya. Setelah malam yang menegangkan di Teheran, perjalanan evakuasi WNI dilanjutkan ke perbatasan Iran-Azerbaijan, hingga akhirnya mereka tiba di Indonesia.

16 Jam Keluar dari Iran

Ali bersama para WNI lainnya menempuh perjalanan darat selama 16 jam untuk mencapai Azerbaijan dari Iran. Perjalanan ini cukup panjang, apalagi mereka harus bersabar menunggu giliran menyeberang bersama warga negara asing lainnya.

“Kita pertama berangkat ke perbatasan Iran-Azerbaijan, setelah itu kita ditujukan ke Baku,” jelas Ali mengenai rute evakuasi.

Setibanya di Baku, ibu kota Azerbaijan, rombongan WNI beristirahat selama sekitar dua hari. Setelah itu, mereka diterbangkan ke Istanbul, Turki, sebelum akhirnya tiba dengan selamat di Jakarta.

“Di sana kita menunggu itu kebanyakan warga asing juga banyak yang menyeberang. Kita itu juga antre,” imbuhnya menggambarkan situasi di perbatasan.

Proses menyeberang batas negara itu berjalan lancar tanpa hambatan berarti. Militer kedua negara tidak ada yang menghalangi perjalanan mereka.

“Enggak, enggak ada pihak militer. Enggak ada gangguan di sana, alhamdulillah berjalan dengan lancar,” ucap Ali penuh syukur.

“Alhamdulillah kita dievakuasi. Terutama untuk pemerintah Indonesia, terima kasih. Kita sekarang merasa aman dan tiba di Indonesia secara selamat,” ujarnya mengungkapkan rasa terima kasihnya.

Meski kini telah kembali di Indonesia, Ali masih menyimpan kekhawatiran mendalam terhadap rekan-rekannya yang belum dievakuasi. Di kota Qom, menurutnya, masih ada ratusan WNI yang belum ikut gelombang pertama.

“Rencana ada evakuasi gelombang kedua. Dan mungkin mereka akan mendaftar dan kembali ke tanah air,” harapnya.

Baru Bisa Komunikasi dengan Keluarga saat Tiba di Azerbaijan

Ali bercerita bahwa ia sempat mengalami kesulitan besar dalam berkomunikasi dengan keluarganya. Ini karena akses internet di Iran sempat diputus, membuat informasi sangat terbatas.

“Kita enggak bisa dapet berita masuk dari Iran,” ujarnya.

Barulah setelah tiba di Azerbaijan, Ali akhirnya bisa memberi kabar kepada keluarganya bahwa dirinya selamat. Sebuah kabar yang sangat dinanti-nantikan.

“Alhamdulillah karena saya sampai dengan selamat. Dan sekarang saya sampai di Jakarta, alhamdulillah ya. Respons-responsnya dengan baik lah,” tutur Ali penuh kelegaan.

Mengakhiri ceritanya, Ali mengirimkan doa dan harapan sederhana untuk teman-temannya yang masih berada di Iran. Ia berharap mereka semua tetap dalam kondisi baik.

“Semoga saja teman-teman yang di Iran selamat dan tidak terjadi apa-apa. Dan yang dievakuasi akan berjalan dengan lancar dan selamat sampai ke tanah air,” tutupnya.

Ringkasan

Mahasiswa Indonesia, Ali Murtado, dan 10 WNI lainnya berhasil dievakuasi dari Iran di tengah konflik Iran-Israel yang memanas. Ali, yang biasanya tinggal di Qom, harus ke Teheran setelah menerima kabar evakuasi melalui grup WNI. Ia mengalami malam mencekam di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Teheran, mendengar ledakan keras meskipun area KBRI tidak terdampak langsung.

Setelah malam yang menegangkan, rombongan menempuh perjalanan darat selama 16 jam ke perbatasan Iran-Azerbaijan, beristirahat di Baku, kemudian terbang ke Istanbul sebelum akhirnya tiba dengan selamat di Jakarta. Ali baru bisa berkomunikasi dengan keluarganya setelah tiba di Azerbaijan karena akses internet di Iran sempat terputus. Ia berharap ada evakuasi gelombang kedua bagi ratusan WNI yang masih berada di Iran.

Penulis: Santika Reja

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: Juni 25, 2025

Kamu mungkin juga suka ini!