160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Thames London: Wujudkan Mimpi Masa Kecil!

NEWS TANGERANG– “Bagaimana kalau minggu depan kita terbang ke London?” Suara suami saya terdengar dari seberang telepon, melontarkan ide yang langsung membangkitkan impian lama.

Sejak kecil, London adalah kota impian saya. Entah mengapa, ibu kota Inggris dan Britania Raya yang indah ini selalu ada dalam benak. Mungkin saja karena dulu ayah sering membawa cokelat Cadbury setiap kali pulang dari tugas atau mendapat oleh-oleh dari koleganya.

“Oke, nanti akan kutanyakan pada putri kita,” jawab saya, yang disambut tawa kecil suami.

Beberapa tahun lalu, rencana liburan sekolah kami selalu tersusun rapi jauh hari. Tujuannya agar tidak kesulitan mencari tiket pesawat atau akomodasi. Namun, sejak putri kami beranjak remaja, liburan sering kali terjadi secara spontan.

Dugaan kami benar, putri kami langsung menyetujui tujuan liburan ini. Saya pun segera mencari penginapan dan mendiskusikannya dengan suami. Kriteria utama adalah lokasi di pusat kota, mudah dijangkau dengan berjalan kaki ke berbagai titik penting, serta dekat dengan halte bus dan stasiun kereta.

Karena belum memasuki masa liburan panjang, mencari hotel tidak menjadi masalah besar. Saat itu, beberapa negara bagian di Jerman sedang mengalami libur sekolah dua minggu yang dikenal sebagai Pfingstferien atau liburan Pentakosta. Meski tidak semua negara bagian libur penuh, hanya hari Senin (Pfingstmontag) sebagai hari libur kedua Hari Raya Pentakosta.

“Ma, boleh tidak Claire (nama samaran) ikut menginap dengan kita di London?”

Saya tertawa mendengar pertanyaan itu. Sebenarnya, pada saat yang sama saya juga berencana menawari temannya itu untuk datang dan menginap bersama kami di London.

Claire adalah siswa pertukaran dari Inggris yang pernah tinggal sementara di rumah kami saat program pertukaran pelajar di Jerman. Sebaliknya, putri saya juga pernah tinggal di rumah Claire di Yorkshire. Pasti akan lebih seru jika kedua gadis muda ini bisa jalan-jalan bersama.

Tak terasa, sudah dua tahun berlalu sejak Claire berada di Jerman.

ETA Inggris setelah Brexit

Keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa, yang dikenal sebagai Brexit (gabungan kata Britain dan Exit), telah membawa perubahan signifikan. Kebijakan-kebijakan baru berlaku di berbagai sektor, termasuk ekonomi, perdagangan, izin kerja, dan tentu saja, izin masuk ke negara ini.

Dulu, warga negara Uni Eropa dan beberapa negara bebas visa lainnya bisa masuk Britania Raya hanya dengan kartu identitas. Namun, sejak Brexit, paspor menjadi syarat wajib bagi warga Uni Eropa untuk masuk Britania Raya, dan aturan yang sama berlaku bagi warga Britania Raya yang ingin mengunjungi Uni Eropa.

Tahun ini, tepatnya pada 2 April 2025, akan diberlakukan peraturan baru mengenai Otorisasi Perjalanan Elektronik (ETA). ETA ini akan diperlukan untuk kunjungan singkat (maksimal 6 bulan) ke Britania Raya.

Proses pengajuan ETA relatif mudah dan hanya butuh beberapa menit hingga konfirmasi diterima. Biayanya sekitar 16 Poundsterling (GBP), yang setara dengan kurang lebih Rp 353.000 saat ini. ETA ini berlaku untuk beberapa kali masuk (multiple entry) selama dua tahun, atau kurang, sesuai masa berlaku paspor.

London dan Sungai Thames

Penerbangan kami berjalan lancar dari Bandara Stuttgart menuju London Heathrow. Waktu tempuhnya sekitar satu setengah jam. Ada perbedaan waktu satu jam antara Jerman dan Inggris, yang berarti kami tiba lebih awal dari perkiraan.

Perjalanan dari Bandara Heathrow menuju penginapan memakan waktu sekitar setengah jam. Sepanjang jalan, saya mengamati bentuk-bentuk rumah di kota ini. Sangat menarik, seperti melihat suasana yang sering ditampilkan dalam film-film berlatar London.

Kami tiba tanpa kelelahan berarti, berkat durasi perjalanan yang tidak terlalu panjang. Lokasi penginapan kami tepat di pinggir Sungai Thames yang indah, sebuah sungai dengan sejarah panjang yang sudah ada sejak 30 juta tahun lalu.

Dahulu, Sungai Thames adalah anak Sungai Rhine*, yang kemudian berevolusi menjadi jalur vital bagi perdagangan, industri, dan kehidupan sosial masyarakat London. Perubahan jalur ini dipengaruhi oleh berbagai peristiwa geologis, termasuk Zaman Es.

[*Sungai Rhine bermula dari Pegunungan Alpen Swiss dan melintasi beberapa negara Eropa seperti Swiss, Liechtenstein, Austria, Jerman, Prancis, dan Belanda.]

Meskipun indah, Sungai Thames, yang merupakan salah satu sungai terpanjang di Inggris, pernah menghadapi tantangan lingkungan serius. Pada pertengahan tahun 1800-an, polusi di sungai ini sangat parah hingga dijuluki “The Great Stink.”

Tidak ada pilihan lain selain melakukan perbaikan infrastruktur besar-besaran. Semua pihak terlibat untuk memulihkan kelestarian lingkungan sungai ini. Usaha serius ini tentu tidak terjadi dalam semalam, butuh waktu dan dedikasi.

Namun, usaha keras itu tidak sia-sia. Kini, kita mengenal Sungai Thames sebagai jalur air yang bersih dan indah. Sungai dengan 45 pintu air ini bahkan dihuni lebih dari 125 spesies ikan, dan merupakan satu-satunya sungai di Eropa yang memiliki jalur jalan setapak nasional di sepanjang tepiannya.

Jalan-jalan tanpa menjadi wisatawan

Seperti biasa, liburan kami selalu dilakukan dengan santai. Kami tidak terburu-buru mengejar jadwal untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu. Setiap sudut kota London yang indah ini memancing rasa ingin tahu, selalu menarik untuk dijelajahi.

Jadi, bagi saya, mengunjungi tempat ikonik atau tidak, sama menariknya. Setiap orang memang punya ketertarikan yang berbeda. Ada yang mungkin berpendapat, “Belum ke London kalau belum mengunjungi Buckingham Palace,” atau tempat-tempat ikonik lainnya.

Jika saya, saya lebih suka mengunjungi tempat-tempat sesuai keinginan, tanpa terburu waktu. Selain itu, saya sebisa mungkin menghindari tempat yang terlalu padat. Berikut adalah beberapa foto kenangan dari liburan kami di London.

Salam hangat akhir musim semi menuju musim panas,

Hennie Triana Oberst

Germany, 14.06.2025

Ringkasan

Penulis menceritakan perjalanan spontan ke London bersama keluarga, mewujudkan impian masa kecilnya. Mereka memilih penginapan di pusat kota yang mudah dijangkau dan mengundang teman pertukaran putri mereka, Claire. Artikel ini juga menyoroti perubahan aturan masuk ke Britania Raya pasca-Brexit, di mana paspor kini wajib bagi warga Uni Eropa dan Otorisasi Perjalanan Elektronik (ETA) akan diberlakukan mulai 2 April 2025 untuk kunjungan singkat, dengan biaya £16 dan berlaku dua tahun.

Setelah penerbangan singkat, mereka tiba di London dan menginap di dekat Sungai Thames yang bersejarah. Sungai Thames, yang dulunya vital untuk perdagangan namun pernah tercemar parah dengan julukan “The Great Stink”, kini telah direhabilitasi menjadi jalur air bersih dengan lebih dari 125 spesies ikan dan jalur jalan setapak nasional. Penulis menyukai gaya berlibur santai, menjelajahi kota tanpa terburu-buru mengunjungi tempat ikonik atau menghindari keramaian.

Penulis: Santika Reja

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: Juni 15, 2025

Kamu mungkin juga suka ini!